Insiden Kapal Permalukan AS

Insiden Kapal Permalukan AS
Photo by Unsplash.com

Pemerintah Iran menuduh Washington mencoba menyebarkan sentimen anti-Iran dengan mengklaim bahwa perahu Iran mengancam kapal perang Amerika Serikat (AS) di Selat Hormuz, Teluk Persia.

Teheran menganggap AS telah "kehilangan muka" dan harus meminta maaf atas insiden tersebut. Insiden kapal di Selat Hormuz pada 6 Januari silam telah meningkatkan ketegangan antara Teheran dengan Washington.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Mohammad Ali Hosseini, AS membesar-besarkan masalah itu untuk "membodohi" negara-negara Arab selama lawatan Presiden George W Bush di Timur Tengah.

"AS telah kehilangan muka lagi. Mereka mencoba membesarkan masalah itu pada saat Bush melawat ke kawasan (Timur Tengah) untuk mencemarkan Iran. Namun, rencana-rencana mereka gagal," kata Hosseini. AS menuduh pasukan Iran mengancam meledakkan kapal-kapal perang AS saat melintasi Selat Hormuz.

Namun, Iran menyangkal klaim tersebut dan merilis sebuah video yang menunjukkan bahwa itu merupakan prosedur normal setiap hari. Sejumlah pejabat angkatan laut AS kini meragukan klaim awal Gedung Putih bahwa Garda Revolusi Iran mengancam meledakkan kapal- kapal AS.

Keraguan itu diungkapkan The Navy Times yang menyebutkan bahwa komentar yang bernada mengancam itu kemungkinan besar berasal dari seorang warga lokal yang dijuluki "Kera Filipino". Suara orang itulah yang terdengar dalam percakapan radio antar kapal dan merupakan komentar yang tidak pantas atau berisi ejekan. Komentar dari "Kera Filipino" itu kemudian jadi dasar AS menuduh Iran telah mengancam kapal-kapalnya.

"Kami menasihati mereka untuk tidak menerapkan kebijakan yang mengelabui orang-orang di kawasan (Timur Tengah). Mereka harus meminta maaf pada kawasan dan rakyat AS," tegas Hosseini.

Pentagon telah merilis video yang mengonfirmasi tuduhan AS bahwa kapal perahu cepat Iran mengepung kapal- kapal perang AS dan mengancam meledakkannya.

Iran kemudian merilis video sendiri yang menyatakan bahwa tindakan Teheran merupakan prosedur rutin untuk meminta setiap kapal mengidentifikasi diri sebelum melintasi perairan di Selat Hormuz. "Sejumlah fraksi politik di AS ingin membantu Bush menyebarkan Iran-fobia di kawasan itu," tambah Hosseini. (Sindo Pagi)

Read more