IRAN DAN EMBARGO MULTIMIDENSIONAL

IRAN DAN EMBARGO MULTIMIDENSIONAL
Photo by Unsplash.com

Iran adalah negara sangat kaya dengan minyak, gas, mas dan lainnya serta punya sejarah peradaban yang megah. Tapi demi mempertahankan prinsip kemandirian dan resistensi terhadap Zionisme, Neokolonialisme dan Kapitalisme menjadi negara terkucil dan menghadapi kesulitan ekonomi yang sangat pelik.

Pola menghadapi Iran yang diterapkan Trump dengan menerjang semua etika dalam pergaulan antar bangsa bertujuan menciptakan kekacauan politik sebagai akibat dari jatuhnya mata uang Iran, berakhirnya investasi dan terhentinyq eksport dan import.

Israel dan Arab Saudi adalah dua rezim biadab yang paling berperan dalam mendorong AS menerapkan embargo global terhadap Iran.

Karena sadar bahwa Iran memegang teguh prinsip penentangan terhadap eksistensinya dan medukung aksi perlawanan bersenjata rakyat Palestina, Israel menyisihkan ketegangan simbolik dramatik dengan rezim Arab Saudi bersama sekutunya yang menganggap prinsip resistensi yang dijunjung Iran sebagai ancaman terhadap eksistensinya.

Kedua rezim ilegal ini menjalin hubungan dengannya secara terbuka demi membuka front bersama menghadapi Iran.

Iran menerima semua risiko berat bukan hanya karena mempertahankan kehormatannya tapi karena mempertahankan eksistensi bangsa dan negara serta sistem pemerintahannya yang berdiri di atas prinsip perlawanan terhadap hegemoni imperialisme.

Makmur dan sejahtera bukan lagi cita-cita utama bangsa Iran sejak menjunjung tinggi prinsip kemandirian dan perlawanan terhadap Zionisme, Imperialisme dan Kapitalisme.

Sedangkan Arab Saudi dan rezim-rezim yang merupakan boneka dan robot yang dikendalikan oleh korporasi-korporasi kapitalis menjadikan kesejahteraan, kemewahan dan modernitas sebagai cita-cita dan tujuan utama.

Prinsip resistensi dan kemampuan menjadikan tekanan sebagai alasan melipatgandakan semangat membangun kekuatan dalam berbagai bidang terutama dalam persenjataan dan teknologi.

Meski bukan Arab, Iran adalah negara paling berjasa bagi mereka bangsa Palestina, Irak, Suriah, Lebanon dan Yaman.

Meski bukan Syiah, Hamas dan faksi-faksi bersenjata Palestina hanya didukung oleh Iran secara finansial, militer dan lainnya.

Kesejahteraan dan kemewahan juga kemandirian dan komitmen pada perlawanan terhadap kezaliman adalah dua pilihan ideologi yang merupakan produk dua pandangan dunia, materialisme dan idealisme dengan konsekuensinya masing-masing.

Bangsa Iran kini menghadapi konsekuensi klimak pandangan dunia yang dipilihnya.

Semoga bangsa Iran yang sedang ditimpa embargo berat multidimensional tabah dengan tetap mempertahankan prinsip yang dijunjungnya.

Read more