Skip to main content

Iran Jadi Tuan Rumah Konferensi Anti Nuklir, AS Gusar

By April 16, 2010No Comments


Washington saat menyelenggarakan Konferensi Keamanan Nuklir berusaha keras mempengaruhi Konferensi Internasional Perlucutan Senjata Tehran yang hingga kini telah ada 60 negara yang menyatakan kesiapannya untuk hadir.

Menurut pernyataan Jurubicara Departemen Luar Negeri Republik Islam Iran, hingga kini sudah ada 15 negara akan mengirimkan delegasi tingkat menteri luar negeri. Secara keseluruhan, lebih dari 200 tamu asing, termasuk wakil-wakil dari organisasi internasional dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) akan hadir dalam konferensi ini. Amr Moussa, Sekjen Liga Arab sendiri telah menyatakan kesiapannya untuk hadir di Tehran.

Yukiya Amano, Dirjen IAEA yang negaranya menjadi korban serangan nuklir Amerika merupakan satu dari pejabat tinggi yang akan hadir dalam konferensi Tehran.

Komposisi negara-negara yang akan hadir di Tehran menunjukkan para pejabat, dan wakil-wakil organisasi internasional dari pelbagai benua akan berkumpul di Tehran untuk bersama-sama menyuarakan “Energi Nuklir Untuk Semua, Senjata Nuklir Tidak Untuk Siapapun”. Kehadiran mereka di Tehran sama artinya menyatakan penolakan terhadap kepemilikan senjata nuklir. Konferensi ini akan diselenggarakan di Tehran mulai dari tanggal 17-18 April dan dapat menjadi “satu suara baru” di dunia.

Tujuan Konferensi Perlucutan Senjata Nuklir ingin membuat sebuah model baru guna dapat menerapkan 6 butir Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan memperkuat butir keempat NPT agar dapat membela hak semua anggota untuk memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan-tujuan damai.

Model yang ingin disampaikan Republik Islam Iran kepada dunia sebagai sebuah negara yang memiliki teknologi nuklir dan sirkulasi bahan bakar nuklir dapat menjadi sebuah model yang sesuai bagi negara-negara sedang berkembang. Negara-negara yang menentang produksi, penumpukan dan pemanfaatan senjata nuklir, tapi ingin memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan damai. Iran ingin membuktikan bahwa tanpa memiliki senjata nuklir, setiap negara mampu memanfaatkan teknologi nuklir demi tujuan damai.

Konferensi ini juga dapat menjadi kesempatan bagi negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB) dan negara-negara sedang berkembang mencegah kekuatan-kekuatan besar mengubah isi NPT dan pelaksanaan butir keenam NPT.

Mencermati tujuan Konferensi Perlucutan Senjata Nuklir Tehran, tampaknya Amerika dan sejumlah negara Eropa yang punya pengalaman hitam memanfaatkan senjata nuklir dan kimia di dunia tidak ingin model Iran ini diketahui dunia. Namun tampaknya negara-negara ini masih belum sadar betapa situasi global telah berubah jauh dari sebelumnya dan mereka harus mengikuti perubahaan ini serta menaati perlucutan senjata nuklir.(IRIB/SL)