Pemerintah Iran kembali menolak mentah-mentah tawaran insentif dari Uni Eropa, China dan AS, karena tawaran itu disertai syarat menghentikan program pengayaan uranium.
Tawaran itu disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana yang berkunjung ke Teheran Iran, Sabtu (14/6). Juru bicara pemerintah Iran, Gholam Hossein Elham, langsung menolak tawaran itu bila dengan syarat menghentikan pengayaan uranium.
Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki setelah menerima paket tawaran dari Solana itu mengatakan bahwa jawaban Iran itu akan mengingatkan negara-negara besar itu bahwa mereka harus menjawab tawaran Iran yang diajukan bulan lalu.
“Kami menunggu pandangan yang spesifik terhadap tawaran Iran pada 5+1. Wajar jika jawaban Iran terhadap paket 5+1 akan mempertimbangkan pandangan 5+1 atas tawaran Iran,” kata Mottaki dalam sebuah pernyataan, yang salinannya disebarkan ke media, Sabtu (14/6).
Yang disebut Mottaki sebagai 5+1 itu adalah lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman yang mendesak Irak menghentikan program pengayaan uranium atau menghadapi sanksi yang lebih keras.
Komentar Mottaki ini diyakini menggambarkan kekecewaan Iran atas tidak diresponsnya tawaran Iran. Dalam pernyataan itu, Mottaki juga menyebut Solana telah menyampaikan surat dari lima menteri luar negeri 5+1 sebagai lampiran tawaran itu. Tidak ada penjelasan lebih lanjut soal surat itu.
Di tempat terpisah Menlu Prancis Bernard Kouchner mengatakan kepada harian Arab Saudi Okaz, Sabtu, bahwa sanksi baru itu akan dijatuhkan pada Iran jika menolak tawaran itu.
Sebelum terbang ke Iran, Jumat (13/6), Solana mengatakan rencana yang disampaikan atas nama Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Rusia dan China itu ditujukan untuk kepentingan Iran.
“Saya melakukan perjalanan ke Teheran untuk menyampaikan tawaran yang murah hati dan komprehensif. Dengan tawaran ini, Uni Eropa dan enam negara yang saya wakili, menunjukkan keinginan untuk mengembangkan hubungan yang konstruktif dan kooperatif dengan Iran di bidang nuklir dan bidang lain,” katanya. (kompas,