Pemerintah Iran menggantung seorang pria yang diyakini sebagai mata-mata Israel. Juru Bicara Departemen Kehakiman Iran, Ali Reza Jamshidi mengatakan terpidana bernama Ali Ashtari itu digantung pada 17 November setelah divonis mati di Teheran, pada 30 Juni 2008.
Ali Ashtari, nama mata-mata tersebut, digantung pada Senin lalu. Namun pemerintah Iran baru mengumumkan Sabtu ini. Ashtari dinyatakan bersalah karena terbukti sebagai pekerja intelijen Israel pada 2006 lalu. Namun saat itu belum ada keputusan hukumkan mati. “Ali Ashtari merupakan orang yang bekerja untuk Zionis intelijen Israel, telah dihukum gantung pada Senin pagi,” demikian bunyi pernyataan pengadilan Iran seperti dikutip Reuters, Sabtu (22/11/2008).
Israel menggali informasi dengan memanfaatkan warga Iran untuk dijadikan mata-mata. Pria berusia 43 tahun tersebut merupakan manajer di sebuah perusahaan komunikasi dan keamanan milik pemerintah Iran. Posisinya sangat memungkinkan untuk menggali banyak informasi.
Israel yang merupakan satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki persenjataan nuklir, menuduh Iran mengembangkan nuklir untuk persenjataan. Namun hal tersebut dibantah keras oleh Teheran yang mengungkapkan bahwa pengembangan nuklirnya untuk kepentingan energi.
Media lokal Iran melaporkan bahwa pengadilan Iran menjatuhkan hukuman mati pada Ashtari, Juni 2008 lalu.
Sementara pemerintah Israel pada Juni lalu mengatakan, tidak mengetahui kasus ini. Kementerian luar negeri Israel juga belum memberikan komentar terkait hukuman mati intelijennya itu.
Pada Juni, New York Times melaporkan militer AS percaya bahwa pelatihan besar militer oleh Israel pada awal Juni adalah gladi resik bagi kemungkinan serangan bom terhadap tempat nuklir Iran.