IRAN, SEBUAH ANOMALI GEOPOLITIK
Sebuah negara yang diisolasi dan diembargo selama 40 tahun dan beberapa kelompok di Lebanon, Yaman dan Irak dengan peralatan senjata ala kadarnya bisa bertahan bahkan menghadapi sebuah negara sangat kuat yang menjadi proxy dengan dukungan multidimensi (militer, ekonomi, politik, diplomatik, intelijen dan media) sebuah negara adi daya ASU dan dibantu oleh negara-negara Barat adalah fenomena non saintifik alias tidak ilmiah".
Sebenarnya fenomena di atas bisa dianalisa secara ilmiah bila pengertiannya diluaskan. Ada beberapa faktor di balik fenomena yang mencengangkan itu. Antara lain :
1. Resilience dan Adversarial Tactics
Negara itu dan kelompok-kelompok itu telah mengembangkan taktik dan strategi yang kuat untuk menghadapi tekanan dari negara yang kuat dengan memperkuat kekuatan militer, pengamanan, atau respon terhadap serangan.
Selain itu, mereka telah belajar menggunakan sumber daya yang terbatas secara efektif.
2. Dukungan Regional dan Internasional
Meskipun diisolasi dan diembargo oleh AS dan sekutunya di Eropa dan sebagian besar di ASIA , negara itu menjalin hubungan perdagangan dengan sejumlah negara yang tak mematuhi instruksi embargo AS seperti Rusia, China dan Korut serta beberapa negara di kawasan.
Hubungan perdagangan ini meski tidak bisa direalisasikan secara leluasa dapat membantu mereka bertahan dan melawan tekanan dari AS dan sekutunya.
3. Faktor Politik dan Ideologis
Negara itu memiliki basis politik atau ideologis yang kuat di dalam negeri yang mendukung mereka. Hal ini dapat memberi mereka kekuatan dan dukungan dalam menghadapi tekanan dari luar.
4. Kelemahan atau Kekurangan Israel dan AS
Meskipun memperoleh dukungan penuh dalam berbagai dimensi, Israel punya kelemahan atau kekurangan dalam strategi yang dapat dieksplorasi atau dieksploitasi oleh negara itu juga kelompok-kelompok yang didukungnya.
Faktor-faktor di atas, bersama dengan berbagai faktor lainnya, dapat menjelaskan bagaimana negara atau kelompok yang diisolasi dan diembargo dapat bertahan dan bahkan menghadapi negara yang sangat kuat dengan dukungan multidimensi Amerika Serikat.
Ini menunjukkan bahwa fenomena geopolitik tidak selalu dapat diprediksi secara langsung berdasarkan standar kalkulasi atau ilmu statistik, tapi memerlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai aspeknya, terutama aspek militansi ideologis yang tak kasat mata.
Itulah Iran.