ISLAM YANG RESISTEN

ISLAM YANG RESISTEN
Photo by Unsplash.com

Ada dua pengertian Islam. Salah satu adalah ajaran suci tentang keberserahan kepada Sang Ada yang diwartakan oleh para utusan dan bijakawan, digoreskan dalam aneka kitab suci, diwartakan dalam ragam ordo komunitas, diberi dengan aneka nama, diekspresikan dalam manca simbol dan diajarkan secara temurun dari generasi ke generasi. Itulah ajaran lintas ruang dan waktu. Karena tak berbentuk dan tak berteritori. tak ada konflik dan kompetisi demi memperebutkannya.

Dalam pengertian kedua, ia adalah nama dan identitas formal ajaran langit yang diperkenalkan oleh seorang remaja yang lahir dalam lingkungan ningrat di sebuah kota di tengah samudera sahara yang terhampar di semenjung jazirah Arab bernama Bakkah.

Islam yang diperkenalkan Muhammad SAW dapat dilihat dengan dua pengertian tersebut. Secara substansial, inti dari ajaran yang diwartakan nabi dari keturunan Ismail itu sama dengan pengertian pertama, yaitu ajakan keberserahan. Secara formal, ia adalah nama sebuah ajaran yang mengajak keberserahan yang diperkenalkan oleh Muhammad. Dengan kata lain, Islam adalah berlaku atas ajaran keberserahan juga nama sebuah agama formal yang dijustifikasi dengan prosesi kredo atau pernyataan (kesaksian) tentang ketuhanan tunggal (monoteisme) dan kerasulan Muhammad.

Islam yang kini dianut dapat dilihat dalam dua produk interpretasi ajaran, yaitu a) yang melarang penggunaan akal serta logika alias ajaran nirlogika, dan b) yang menjadikan akal sehat dengan logika sebagai dasar pemahaman. Dua pemikiran kontras ini meniscayakan dua pandangan, sikap dan prilaku para penganutnya. Konflik sering kali meletus antar keduanya.

Sayangnya, Islam yang diajarkan sebagai ajaran nirlogika inilah yang tercangkok dalam benak sebagian penganut, dan ini pula yang dipahami oleh sebagian besar selain penganutnya sebagai representasi tunggal Islam.

Tragisnya lagi, inilah yang dibesarkan dan didukung oleh sentra-sentra hegemoni kapitalisme dan imperialisme yang justru tidak menghormati semua agama namun memanfaatkannya demi kepentingan dominasi seraya melakukan segala upaya mengisolasi kelompok pengusung Islam rasional ini dengan propaganda negatif melalui kaki tangan rezim Saudi dan kelompok-kelompok buatannya karena rasionalitasnya melejitkan kesadaran resistensi terhadap upaya pembusukan dan konspirasi pecah belah.

Read more