Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM), Human Rights Watch, Minggu 11 Januari 2009, meminta Israel agar berhenti menggunakan mesiu berbahan fosfor putih untuk menyerang kawasan padat penduduk di Jalur Gaza.
Kelompok yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) tersebut mengatakan bahwa mereka menemukan adanya pemakaian zat kimia fosfor putih, yang bisa menyebabkan kulit terkelupas di Kota Gaza dan Jabaliya, Jumat dan Sabtu pekan lalu.
Dokter kepala di Rumah Sakit Nasser di wilayah selatan Gaza, Youssef Abu Rish, dia merawat beberapa orang dengan kulit terkelupas dari wajah dan tubuh mereka yang kemungkinan disebabkan oleh fosfor. Rish telah mengumpulkan informasi dari internet yang mengindikasikan bahwa bisa jadi penyebab luka bakar tersebut adalah fosfor putih.
“Hari ini [Sabtu] ada serangan besar-besaran di Jabaliya ketika kami sedang berada di sana. Kami melihat tembakan berkali-kali dan asap fosfor putih membumbung ke udara,” kata Marc Garlasco, analis militer di Human Rights Watch, kepada stasiun televisi Al Jazeera, Sabtu pekan lalu.
Juru bicara militer Israel, Mayor Avital Leibovich menolak berkomentar secara langsung tentang penggunaan fosfor putih oleh pasukannya. Namun Leibovich mengatakan bahwa militer Israel menggunakan mesiu sesuai dengan hukum internasional.
Israel pernah menggunakan fosfor putih ketika bertempur dengan kelompok Hezbollah di Libanon, 2006 silam. Pasukan militer AS di Irak juga pernah memakai zat yang bersifat membakar tersebut selama operasi melawan pembelot di Fallujah, November 2004.
“Penggunaan fosfor putih di lokasi padat penduduk seperti kamp pengungsi menunjukkan bahwa Israel tidak bisa dipercaya untuk megambil langkah-langkah pencegahan terhadap dampak pemakaian fosfor kepada manusia,” kata Garlasco dalam pernyataan tertulis. “Tidak hanya menyebabkan luka pada tubuh warga sipil, tetapi juga membakar rumah dan infrastruktur,” lanjut Garlasco. Demikian dilaporkan AP.
Aljazeera menayangkan wawancara dengan bocah yang buta kedua matanya akibat senjata fosfor tersebut.