Israel berperan mengobarkan peperangan antara Georgia dan Rusia. Pemerintah Rusia baru-baru ini menyampaikan daftar pihak-pihak yang terlibat dalam suplai senjata ke militer Georgia. Di antara negara-negara yang membantu Georgia adalah Israel yang mensuplai persenjataan modern dan melatih unit-unit pasukan khusus Georgia.
Wakil Panglima Militer Rusia, Jenderal Anatoly Nogovtsyn dalam pernyataanya kepada beberapa kantor berita pada Selasa (19/8) mengatakan, militer Rusia memiliki informasi bahwa Israel ikut terlibat memberi dukungan kepada tentara Georgia. Menurut Jenderal Anatoli, dukungan militer Israel berbentuk pelatihan satuan dan unit-unit khusus militer Georgia, pembentukan unit-unit intelijen angkatan perang serta melengkapi militer Georgia dengan pesawat intai dan beberapa persenjataan modern.
Koran Israel, Yedingout Ahrounut edisi Selasa (19/8) juga mengungkap keterlibatan Israel dalam mempersenjatai tentara Georgia. Menurut harian Israel itu, perang di Georgia telah mengungkat peran besar Israel di kawasan Kaukus melalui proyek-proyek penjualan senjata berteknologi tinggi kepada Georgia dan pelatihan pasukan infanteri Georgia. Koran itu juga mengatakan eksistensi peran militer Israel di Georgia telah ada sejak 7 tahun lalu, dimulai ketika sejumlah Yahudi Georgia berimigrasi ke Israel dan menjadi pengusaha terkemuka di Israel.
Kerjasama militer Israel dan Georgia semakin berkembang, menurut koran tersebut, karena didukung keberadaan Menhan Georgia saat ini David Kazarsavili, yang asli Israel dan bisa berbicara bahasa Ibrani dengan baik. Menurut koran tersebut, seluruh kegiatan dan kontrak penjualan senjata ke Georgia seluruhnya atas sepengetahuan Kementerian Pertahanan Israel.
Sementara itu, menurut koran Israel Maarive edisi Selasa (19/8), hubungan baik Rusia dan Israel terancam putus setelah Israel memberi dukungan militer kepada Georgia. Koran Israel itu menulis Israel memperkirakan Rusia akan membatalkan sejumlah proyek kerjasama antara kedua negara di bidang politik, militer dan ekonomi. Di antara proyek-proyek tersebut pembatalan kontrak kerjasama modifikasi pesawat Falcon yang akan dijual ke India untuk kepentingan spionase dan Rusia akan mencabut fasilitas bebas visa masuk bagi Israel yang direncanakan akan mulai diperlakukan pada bulan November 2008.