Skip to main content

Jadi Caleg PAN, Aku antara Ibrahim dan Musa

By October 24, 200845 Comments

Sekarang saya benar-benar bingung karena terlanjur mengiayakan ajakan teman untuk mendaftarkan diri sebagai caleg DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Pada dasarnya perjuangan dalam bidang politik bukanlah sesuatu yang pasti buruk atau pasti baik, karena politik bersifat netral. Ia bisa menjadi baik bahkan sangat berguna bila diperjuangankan dengan cara yang benar dan bertanggungjawab. Adikku, Musa, ada di kubu ini.

Kini teman-teman saya terbagi dalam dua kubu. Sebagian sangat mendukung, mendoakan bahkan ada siap menjadi relawan dan tim sukses. Benar-benar mengharukan. Tapi dalam jumlah yang sama sebagian teman tidak mendukung bahkan menyesalkan keputusan saya untuk terjun ke dunia politik yang dinilainya kotor dan tidak bisa diharapkan. Ibrahim, adikku, kakak Musa dalam kubu ini. Dia malah mengusulkan saya untuk menjadi seorang profesional.

Saya sekarang bingung di hadapan dua pilihan tersebut. “Menjadi anggota parlemen di Indonesia mahal harganya,” kata temanku. Maksudnya, kalau tidak mengeluarkan dana diatas 100 juta (ukuran paling irit), dijamin akan KO.

Aduh… gimana ya? Andaikan punya 100 juta, aku tidak akan mau mengeluarkan untuk mencari suara, apalagi memang tidak tidak punya..? Tapi, memperjuangkan misi perjuangan melalui arena politik bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan, apalagi posisi nomer 2 yang diberikan oleh DPP PAN untuk daerah pemilihanku di Jatim IV (Jember dan Lumajang) terlalu sayang untuk ditinggalkan.

Bagaimana menurut Anda? Saya benar-benar sedang bingung dan menunggu masukan teman-teman pengunjung Go-Blog.