JANDA

JANDA
Photo by Unsplash.com

Inilah salah satu status yang sering dizalimi. Wanita yang berstatus janda seakan disepakati sebagai setengah manusia, tak peduli latarbelakang kejadiannya, tak peduli derita dan jeritan hatinya.

Tak ada orang waras yang kawin dengan rencana jadi janda. Ke-janda-an adalah konsukensi niscaya dari sebuah proses, bukan pilihan sukarela. Kadang alasannya emosional, kadang rasional dan kadang pula situasional bila suami wafat.

Ke-janda-an kadang menjadi keputusan yang menjadi janda karena menganggap berpisah dan hidup sendirian sbg pilihan tunggal dan rela menerima stigma negatif ketimbang menjadi istri. Namun ke-janda-an sering pula merupakan produk keputusan suami yang dengan aneka alasan proporsional atau tidak. Suami adalah pemengang saham utama dalam kejandaan.

Janda, terutama yang diakibatkan perceraian, sering berada di tengah dua kutup yang menyakitkan, 1) para lelaki (terutama yang sudah beristri) yang merasa terdoga janda atau digoda oleh wanita janda, meski sering kali ini hanya modus blem the victim bila kepergok istri; 2) para wanita (terutama yg telah bersuami) yang sebagian (besar) memvonis janda sebagai perusak rumahtangga orang, perebut suami orang dan ragam stigma negatif lainnya.

Akibatnya, banyak wanita yang lebih memilih hidup menderita bersama suami yang dianggapnya tidak bertanggungjawab bahkan membiarkan dirinya jadi sasaran kekerasan domestik ketimbang lebih menderita sebagai janda yang dirayu suami-suami dan dibenci istri-istri.

Pada dasarnya status “janda” itu netral tidak identik dengan kegenitan dan prilaku negatif. Wanita yang berstatus janda bisa mulia, wanita yang berstatus istri bisa nista. Mempunyai suami tidak otomatis menjadi jaminan kemuliaan hati dan prilaku. Menjalani hidup seorang diri tanpa suami (karena tdk menemukan pasangan) atau menjadi janda bukanlah aib, karena yang layak dianggap mulia dan hina bukan status janda atau tidak tapi prilaku dan pandangan.

Para janda yang menjaga kemuliaan dirinya adalah wanita-wanita yang kelak akan dibela Siti Khadijah (wanita janda yang menjadi istri paling dicintai manusia termulia) yang akan meminta pertanggungjawaban orang-orang yang menzalimi mereka dengan gosip-gosip palsu atau pelecehan.

Read more