Hanya karena anda dikenal sebagai penganut sebuah mazhab, tak harus menjadi ‘pemadam kebakaran’ menanggapi segala kesalahpahaman, apalagi fitnah terhadap mazhab anda.
Para serdadu virtual rezim pembantai ribuan balita Yaman sekutu sejati rezim penjajah Palestina ini bekerja keras untuk melakukan segala cara untuk menguras energi, mengalihkan perhatian, melakukan pembusukan, menciptakan stigma negatif di tengah masyarakat Ahlussunnah dengan menyebarkan aneka fitnah, dusta, hoax berita manipulatif dan provokatif.
Salah satu modusnya adalah memancing para penganut mazhab Syiah memasuki arena debat kasar seputar tema-tema purba dan menaikkan tensinya dengan terus menerus melontarkan api fitnah dan sampah dusta yang didaur ulang agar sibuk membantahnya.
Para jelata takfiri ini disebar dan dikendalikan secara struktural oleh sentra-sentra talfirisme bersampul pelatihan tahfid dan bahasa Arab yang menternak dan membiakkan ribuan organisme jumud melalui penjejalan doktrin palsu “manhaj” dan cita-cita kosong atau utopia khilafah.
Dengan militansi tinggi, mereka menyebar secara online via televisi, radio, akun-akun palsu dan ratusan situs yang menggoreng berita fitnah demi radikalisasi dan merangsang setiap orang menjadi penganut akidah kebencian, dan secara offline melalui perampasan masjid-masjid Ahlussunnah, upacara provokasi berlabel tablig dan bedah buku picisan atau seminar.
Beberapa hari lalu beberapa gelintir jelata takfiri memancing cemooh para pengendara saat demo depan gerbang ICC (Islamic Cultural Center) di Buncit Raya Jakarta Selatan.