Kartu Pintar BBM ala Iran
Jika Indonesia masih ribet, Iran yang berlimpah minyak justru telah menerapkan metode hemat BBM dengan smart card alias kartu pintar.
Padahal negara di tepi Laut Kaspia itu merupakan salah satu penghasil utama minyak dunia. Namun Iran tetap mengambil opsi hemat BBM untuk menghindari dampak yang berkelanjutan.
Demi hemat subsidi negara untuk subsidi, setiap mobil pribadi mendapat jatah BBM sebanyak 4 liter per hari. Penjatahan ini diatur melalui kartu kontrol.
Jatah tersebut tidak diberikan per hari, tapi sekaligus untuk satu bulan. Bila jatah 120 liter itu habis dalam satu pekan, pemilik mobil harus membeli BBM non subdisi.
Aturan serupa juga diberlakukan pada kendaraan umum dan kedutaan besar. Hanya jatah mereka lebih banyak, yaitu 400 liter per bulan.
Menurut laporan reporter detikcom, Luhur Hertanto yang berkesempatan berada di Iran, penjatahan dilakukan melalui sebuah kartu pintar. Modelnya persis dengan yang sedang direncanakan oleh pemerintah Indonesia.
Harga jual per liter BBM bersubdisi jenis premium hanya 1.400 real atau Rp 1400. Sedangkan harga untuk yang non subsidi sebesar 4000 real per liter.
Selisih harga yang cukup tinggi ini yang membuka peluang pasar gelap. Seringkali pengemudi taksi yang sedang BU alias butuh uang menjual sebagian dari jatah BBM-nya.
Penjatahan BBM dan kartu kontrol sempat diwacanakan sebagai cara yang akan dipakai Pemerintah RI dalam menghemat subsidi BBM. Semoga saja penerapannya kelak tidak menimbulkan pasar gelap BBM. (detikcom Rabu, 12/03/2008 09:48 WIB)