Skip to main content

KARUNIA BERUPA ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS

By November 28, 2016No Comments

Kemarin seorang friend yang tidak saya kenal menelpon saya via messenger. Saya tanya “Salam. Anda siapa? Ada keperluan apa?”. Dia balas “Mohon maaf. Anak saya yg berkebutuhan khusus sering nelpon friends FB saya. Bila tidak diberi, emosinya melonjak dan merusak barang-barang juga menyerang”. Saya benar sedih. Saya katakan, “anak anda menelpon saya bukan kebetulan. Saya merasa ditegur untuk membantu anda menghadapi masalah berat ini.’
Dia tidak bisa bekerja dan tidak banyak bergaul karena harus terus mengikuti setiap geraknya. Banyak orang menghindarinya. Keluarganya pun sulit menerimanya.
Punya anak belum tentu karunia. Orang yang gemar membanggakan anaknya dan memujinya secara berlebihan dengan tujuan sombong di hadapan orang lain adalah orang yang mengklaim properti selainnya (Tuhan) sebagai propertinya.
Orangtua yang tidak menerima karunia anak dengan kebutuhan khusus adalah penggugat Tuhan.
Anak dengan kebutuhan khusus sudah pasti masuk surga. Orang tua yang menerimanya dengan ikhlas dan melayaninya dengan tabah akan mendapatkan rekomendasinya kelak di akhirat.
Yang terlihat menyenangkan sering kali menyedihkan. Yang tampak menyedihkan kerap kali menyenangkan. Perlu tenang dan jeli menaghadapi segala sesuatu.
Anggapan bahwa anak dengan kebutuhan khusus adalah kutukan atas perbuatan buruk orangtuanya tidak logis, karena

  • Bila pasti kutukan, sebagian besar manusia punya anak dengan kebutuhan khusus;
  • Balasan atas perbuatan buruk seseorang tidak akan pernah ditimpakan atas orang lain;
  • Balasan atas perbuatan buruk diberikan kelak di akhirat. Bila balasan setiap perbuatan buruk diberikan di dunia, penciptaan neraka jadi sia-sia.
  • Banyak super penjahat tidak punya anak dengan kebutuhan khusus.
  • Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang punya anak dengan kebutuhan khusus berprilaku baik bahkan sangat penyabar dan mandiri.
  • Anak tanpa kebutuhan khusus berpeluang menjadi penghambat kebahagiaan orangtuanya di dunia dan akhirat bila tidak mendidiknya dengan benar.
  • Mempunyai anak dengan kebutuhan khusus bukanlah aib. Gagal mendidik anak tanpa kebutuhan khusus adalah aib sejati.
  • Anggapan anak dengan kebutuhan khusus sebagai kutukan Tuhan adalah konfirmasi atas ketidakadilan Tuhan dan irrasionalitas agama.
  • Hukum sebab akibat meniscayakan keterjadian setiap peristiwa dan fenomena sebagai akibat dari sebab-sebab terdekatnya. Dosa tidak termasuk di dalamnya. Akibat hanya terjadi bila ada sebab terdekatnya.

Setiap perbuatan pasti berdampak. Tapi nemastikan kelahiran anak dengan kebutuhan khusus sebagai dampak perbuatan dosa orangtuanya hrs dihindari, karena hal itu adalah tuduhan dan sikap sok tau.