KATA DAN PETAKA
Satu kata tak terucap jelas oleh pilot pesawat atau tak terdengar jelas oleh petugas di menara pantau bandara antara sixty dan sixteen bisa mengakibatkan sebuah petaka besar.
Satu pernyataan saja, diketahui konsekuensi atau tidak, bisa membuat pembuatnya terlempar dari altar keyakinan ketuhahan. Seketika tak bertuhan.
Hanya dengan satu kata terucap atau tertulis, diketahui konsekuensi atau tidak oleh seseorang bisa menjadi kata perpisahan dengan orang-orang seagama. Seketika bukan lagi penganutnya.
Sebaris kata disusun dalam tulisan atau ujaran bisa membuatnya kehilangan hak teologis dan legal untuk menjadi partisipan dalam sebuah lingkaran pengikut sebuah mazhab. Seketika menjadi pengingkar.
Karena setiap kata berupa tanda tertulis atau terucap sebagai peristiwa fisikal dan fenomena konkret, pasti lenyap, namun abadi dan kekal sebagai makna yang pasti terjelma dalam entitas-entitas interval yang akan mengantri untuk proses inspeksi dan litigasi di mahkamah sejati.
"Dan diletakkanlah kitab (catatan amal pada setiap orang), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. Mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, kecuali mencatatnya.” Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun." (QS. Al-Kahf : 49).