Secara etimologis atau perbahasaan, al-bi’tsah (pengutusan, pendelegasian) mengandung pengertian yang lebih luas dari Al’Irsal (pengiriman). Pengutusan bisa bermakna pengiriman orang dan bisa pula bermakna pengutusan orang dengan membawa surat dan pesan yang dikirim untuk seseorang. Karena itu, malaikat Jibril meskipun bukan nabi juga bisa disebut Rasul (pembawa pesan) yang dikirim kepada Nabi untuk menyampaikan pesan Tuhan atau wahyu.
Secara umum, khazanah suci Islam, Al-Quran dan Hadits, dua kata, al-irsal dan al-bi’tsah digunakan untuk arti yang sama dan dengan konteks yang berlainan.
Selain bermakna pengutusan, al-bi’tsah dan al-ba’ts juga bermakna kebangkitan dan pembangkitan. Karena itu, hari akhirat disebut dengan Yaum al-ba’ts. Hanya saja, al-bi’tsah secara terminologis diartikan secara khusus sebagai pengutusan atau pelantikan Muhammad SAW, sedangkan al-ba’ts dikhususkan sebagai istilah yang bermakna kebangkitan dan pembangkitan dari kubur yang menandai dimulainya era akhirat.
Tanggal 27 Rajab diperingati oleh umat Islam Sunni sebagai Hari Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Umat Islam Syiah menganggungkan Hari Pengutusan Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan termulia serta paling universal. Upacara agung itu diselenggarakan di gua Hira, yang terletak di Jabal al-Nour dekat Mekkah, pada tanggal 27 Rajab, tiga belas tahun sebelum hijrah menurut Syiah. Sedangkan Isra’ dan Mi’raj diperingati oleh umat Muslim Syiah sebagai salah satu even besar dan momentum dalam rangkaian Pengutusan beliau.
Semua even peringatan seputar Nabi Muhammad SAW seperti Maulid atau peringatan kelahiran, Hari Wafat dan sebagainya pada esensinya adalah memperingati diutusnya beliau sebagai Nabi dan Rasul. Umat Islam merayakan kelahirannya karena mengimaninya sebagai utusan terakhir Allah dan manusia termulia, dan meratapi wafatnya karena mengimaninya sebagai utusan teragung Allah. Karena itu, Hari Bi’tsah ditetapkan dalam kalender Ahlulbait sebagai salah satu hari raya yang patut dimeriahkan sebagai moment ekspresi syukur atas karunia iman.
Dianjurkan melaksanakan sejumlah ibadah khusus pada tanggal 27 Rajab sebagaimana disebutkan dalam beberapa kitab utama, antara lain sebagai berikut :
- Mandi dengan niat mengharap pahala malam 27 Rajab.
- Melaksanakan shalat 12 rakaat. Pada setiap rakaat membaca Surah al-Fatiha dan Surah ringan lainnya dari al-Mufassal, yang dimulai dengan Surah Muhammad hingga akhir
- Usai shalat membaca surah al-Fatihah, al-Falaq, al-Nas, al-Tauhid, al-Kafirun, al-Qadr, dan Ayat Kursi masing-masing sebanyak tujuh kali.
- Memanjatkan doa berikut:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدا وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَ كَبِّرْهُ تَكْبِيرا اللّٰهُمَّ اِنِّي اَسْاَلُكَ بِمَعَاقِدِ عِزِّكَ عَلَى اَرْكَانِ عَرْشِكَ وَ مُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَ بِاسْمِكَ الْاَعْظَمِ الْاَعْظَمِ الْاَعْظَمِ وَ ذِكْرِكَ الْاَعْلَى الْاَعْلَى الْاَعْلَى وَ بِكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ اَنْ تَفْعَلَ بِي مَا اَنْتَ اَهْلُهُ.
Lalu menyampaikan hajat hajat.