KEBAIKAN DAN PER-BURUK-AN
Kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang tak bisa disandingkan. Karenanya, sangat jarang atau mustahil orang-orang yang telah memilih kebaikan sebagai keputusan rasional bagi hidupnya sekonyong-kosong memilih keburukan.
Tapi mengapa terlihat banyak orang baik berubah jadi buruk? Bila terlihat perubahan dari baik ke buruk dalam pandangan dan perbuatan, maka sebenarnya dia memang menyembunyikan karakter buruk.
Kebaikan dipilih sebagai ciri karakter karena nalar insani, tapi keburukan dipilih sebagai karakter karena insting hewani. Rakus, misalnya dalam perilaku hewan bukanlah baik dan buruk, dan secara eksistensial, itu adalah proses perfeksifikasi. Namun, rakus bagi hewan bernalar adalah buruk.
Perubahan dari dari buruk ke baik juga perubahan dari baik ke buruk nyata.terjadi. Dasar analisa perilaku ini adalah gerak substansi, sebagaimana telah djelaskan oleh Mulla Sadra. .
Gerak substansial dapat dibagi dalam dua pola sebagai berikut :
1. Gerak Substansial Menanjak.
Konsep gerak substansial menetapkan bahwa perubahan terjadi secara bertahap dan dapat bersifat inkremental yang menunjukkan peningkatan atau penambahan, atau menanjak yang dapat merujuk pada puncak atau pencapaian tertentu. Contohnya adalah munculnya jiwa dari gerak materi, yang bisa diinterpretasikan sebagai peningkatan kompleksitas atau keberadaan baru yang timbul dari proses evolusi atau lanjutan dari keberadaan sebelumnya.
2. Gerak Substansial Menurun. : Di sisi lain, gerak menurun dalam konteks gerak substansial dapat merujuk pada proses pengurangan atau pemecahan dari suatu substansi menjadi elemen-elemen dasar. Contohnya adalah hancurnya materi dan penguraiannya menjadi elemen-elemen dasar, yang menunjukkan proses dekomposisi atau perubahan drastis yang mengarah pada penurunan keadaan asal suatu substansi.
Karena dunia merupakan arena dinamika substantif dengan semua konsekuensi dan dinamikanya, maka kehidupan di dalamnya adalah proses perubahan, menanjak atau menurun.