Ratusan polisi antihuru-hara Suriah mengelilingi Kedutaan Besar AS di Damascus, Kamis (30/10) saat puluhan ribu orang berkumpul sekitar 1 mil dari barisan keamanan itu untuk memprotes serangan mematikan pasukan khusus AS di dekat perbatasan Irak.
Polisi antihuru- hara Suriah yang mengenakan helm dan dipersenjatai tongkat pemukul serta perisai menempati kedutaan besar dan gedung permukiman AS di dekatnya.
Kedutaan besar AS itu telah ditutup karena alasan keamanan yang berkaitan dengan aksi unjuk rasa. Sekolah AS yang terletak di ibukota Suriah ini juga ditutup sebagai antisipasi keamanan.
Aksi unjuk rasa itu berlangsung saat Damascus menuntut permohonan maaf dari AS yang telah melancarkan serangan di perbatasan sebelah timur Suriah Minggu (26/10) yang menewaskan 8 warga sipil. Suriah mengancam memutuskan kerjasama dengan pihak keamanan perbatasan Irak apabila pasukan AS kembali menggunakan wilayah Irak untuk melancarkan serangan ke wilayah teritorial Suriah.
Tak ada pengakuan resmi dari Washington terhadap serangan pasukan khusus AS itu. Namun, beberapa pejabat pemerintah AS menjelaskan target serangan ditujukan ke Badran Turki al-Mazidih, seorang pejabat terkemuka al-Qaida di Irak yang mengoperasikan jaringan pejuang asing.
Sebelumnya Kantor berita Suriah SANA tak melaporkan kapan sekolah dan pusat kebudayaan AS itu akan ditutup tetapi hanya menjelaskan akan ditutup hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Terdapat komunitas kecil warga AS di ibukota Suriah, Damaskus serta sebuah sekolah dan pusat kebudayaan AS.
“Ini merupakan tindakan brutal yang mewakili tindakan klimaks terorisme yang dilancarkan pemerintah AS,” demikian pernyataan Kabinet Suriah. Kabinet Suriah menuduh AS melanggar piagam PBB serta legitimasi hukum internasional.
Keputusan menutup sekolah dan pusat kebudayaan AS itu diambil dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Naji Otari. Menurut SANA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Suriah telah diinstruksikan untuk melaksanakan perintah itu.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Wood menerangkan ke beberapa wartawan Selasa bahwa ia telah mendengar perintah penutupan sekolah dan pusat kebudayaan AS. Namun, Wood mengaku belum mendapat penjelasan resmi tentang perintah itu dari pemerintah Suriah. (kompas)