KEBODOHAN MONUMENTAL

KEBODOHAN MONUMENTAL
Photo by Unsplash.com

Dibangun di atas ratusan ribu bahkan jutaan mayat penduduk asli, Indian dengan perampasan lahan, perampokan tambang, genosida dan adu domba hingga sebagian besar suku mereka punah. Inilah negara jajahan yang menjadi super penjajah dan mengklaim paling demokratis, paling beradab dan paling manusiawi. Didirikan di atas ratusan ribu bahkan jutaan mayat warga Afrika yang dipaksa jadi budak secara temurun dan dieksploitasi, didiskrimnasi, dibantai dan diadu domba.

Moyang penduduknya adalah para kriminal buangan dari Inggris, Irlandia dan Eropa, tak beradab, jorok, rasis, buta huruf dan hanya bisa menunggang kuda, minum arak dan memperlakukan perempuan sebagai objek seks. Terpilihnya Trump mengungkap kebodohan, intoleransi dan watak imperialis warganya.

Kekuatan ekonominya dihasilkan dari penguasaan sumber daya alam bangsa-bangsa lain melalui penindasan, pemerasan melalui lembaga-lembaga moneter internasional, intervensi berkedok jargon mendukung penegakan HAM dan demokrasi, hak buruh dan emansipasi gender, pemaksaan perjanjian investasi tak wajar via penyuapan para aparat korup,, rekayasa kudeta dan mencetak rezim-rezim boneka.

Kekuatan milternya diperoleh via peran culas dalam PD2 dengan menjadikan Eropa Timur sebagai medan laga dan memobilisasi sekutu untuk mengalahkan Jerman lalu membuat perjanjian pembagian dunia dalam dua blok dengan Uni Sovyet, membentuk NATO sebagai proxy, menguasai DK PBB dengan hak veto bersama Inggris dan Perancis menghadapi Uni Sovyet dan China lalu membuat peraturan pembatasan kepemilikan senjata nuklir, pelemahan negara-negara yang berpotensi menjadi rival melalui becah belah seperti semenanjung Korea, pemboman dengan atom Heroshima dan Nagasaki di Jepang, invasi Vietnam dan mendukung kanker zionis di Timteng.

Kini setelah meruntuhkan blok timur dengan mempreteli Uni Sovyet dan menghancurkan balkan, menciptakan musuh palsu Alqaeda, Daesh dan konflik-konflik keyakiinan, politik dan lainnya di seluruh wilayah, memperkuat negara fiktif Israel sebagai ancaman permanen demi penjualan senjata dan menguasai dunia melalui perusahaaan raksasa internet dan unicorn, menganggap planet bumi sebagai propertinya dengan membangun banyak pangkalan militer dan menguasai laut dengan meletakkan armada induk dan menjatuhkan sanksi, memaksakan perjanjian juga membatalkannya secara sepihak serta melakukan agresi di mana saja demi menghancurkan sebuah negara yang menolak menjadi budaknya atas nama menjaga kepentingan nasional.

Pembunuhan itu, kata pemimpin pemerintahan imperialis ini, dilakukan demi menghentikan perang. Rupanya buat presiden cabul ini, menghancurkan tanggul adalah cara menghentikan banjir. Sejarah dunia setelah kebodohan monumental ini takkan sama dengan sebelumnya. Bisa dipastikan tak lama lagi kita akan membaca headline agung dalam AFP, Reuters, Fox, CNN, BBC dan media corong imperialis lainnya.

Read more