Skip to main content

KEJUMUDAN

By August 30, 2016No Comments

Orang jumud menganggap kegarangan dan kekerasan sebagai takdirnya.
Orang jumud menganggap semua orang sejumud dirinya atau lebih jumud.
Menurut orang jumud, karena dia tidak bisa memahami agama secara argumentatif maka semua orang pun tidak memahaminya secara argumentatif.
Menurut orang jumud, karena agama tidak masuk akal, beragama harus menanggalkan akal. Kalau agama harus dipahami dengan akal, bagaimana nasib orang jumud seperti dia?
Orang jumud bangga mempertontonkan sadisme.
Orang jumud hanya bisa mengidentifikasi dirinya dengan negasi dan halusinasi pihak lain sebagai musuh.
Ekstremisme adalah ketidakmampuan berpikir, bersikap dan bertindak adil, berimbang dan proporsional.
Membaca tulisan orang lain dengan pikiran sendiri berbeda dengan membaca pikiran sendiri dengan tulisan orang lain.
Orang jumud menjadikan pikiran (keyakinan) sendiri sebagai bahan menilai pikiran (keyakinan) orang lain. Kalau sama, diterima. Kalau beda, disesatkan.
Orang jumud memulai argumen dengan Orang rasional mengakhiri argumen dengan kesimpulan.
“Menemukan (memerlihatkan) kesalahan seseorang tidak berarti kebenaran ada pada yang menemukan .” [Georange Santayana]