KENALI PENYAKIT BARU : ECHO CHAMBERS!

Tak soal siapa pembuat video dan apa kompetensinya. Bila kontennya adalah kebencian dan agresi bahkan kalimat kasar dan jorok, dijamin angka viewernya langsung bertambah sangat cepat dan terus membesar. Makin besar angkanya bila ditanggapi dengan bantahan.
Mengapa kebencian dan hal-hal negatif dan irrasional lebih disuka dan luas sebarannya terutama di media sosial?
Dalam konteks kebencian dan hal-hal negatif yang lebih disukai dan memiliki sebaran yang luas di media sosial, terdapat beberapa faktor psikososial yang dapat menjelaskan fenomena ini. Antara lain sebagai berikut :
1. Sensasi dan Emosi: Manusia cenderung tertarik pada konten yang kontroversial atau kontroversial karena hal ini dapat memicu reaksi emosional yang kuat. Kebencian dan hal-hal negatif sering kali memunculkan emosi seperti kemarahan, kekecewaan, atau kebencian yang memicu reaksi impulsif dan meningkatkan keterlibatan emosional.
2. Algoritma Media Sosial: Algoritma media sosial cenderung menyoroti dan menyoroti konten yang kontroversial atau provokatif karena hal ini dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan pengguna. Hal ini menyebabkan konten negatif lebih mudah tersebar luas di media sosial daripada konten yang positif.
3. Konsep Diri dan Identitas Grup: Beberapa orang mungkin merasa bahwa mengekspresikan kebencian atau negativitas terhadap kelompok atau individu tertentu adalah cara untuk mempertahankan atau memperkuat konsep diri atau identitas kelompok mereka. Hal ini dapat memunculkan perilaku konformitas sosial di mana individu cenderung bersikap negatif untuk mencocokkan sikap kelompoknya.
4. Echo Chambers dan Polarisasi Opini: Media sosial sering kali menciptakan echo chambers di mana individu terpapar terus-menerus pada pandangan yang sejalan dengan keyakinan dan nilai-nilai mereka sendiri. Hal ini dapat memperkuat kebencian dan polarisasi opini karena interaksi yang terbatas dengan pandangan yang berbeda dapat memperkuat pemikiran yang bias.
Dari perspektif psikososial, faktor-faktor ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengapa kebencian dan hal-hal negatif lebih disukai dan tersebar luas di media sosial.