Skip to main content

KENAPA USIL?

By September 25, 2016No Comments

Menganut keyakinannya tanpa dasar dalil. Tapi saat menemukan orang berbeda keyakinan, mempertanyakan dalil-dalil keyakinannya.

Kalau merasa berhak memilih keyakinan, mengapa berkeberatan orang lain yang tidak kurang cerdas darinya memilih keyakinannya sendiri?

Kalau sama-sama tidak dapat bocoran wahyu dari langit, mengapa getol memaksa orang lain untuk meninggalkan keyakinan pilihannya?

Kalau sama-sama ngerti nahwu, sharf, balaghah, musthalahul hadits, rijal, ulumul Quran,tafsir, dll, kenapa begitu pede untuk jadi juri keyakinan orang lain?

Kalau sama-sama relatif kenapa ngotot memaksakan keyakinan relatifnya kepada orang lain yang juga menganut keyakinan relatif?

Kalau merasa berhak mengklaim mengikuti Quran dan Sunnah, mengapa berkeberatan orang lain mengklaim mengikutinya?

Kalau merasa memahami Quran, mengapa menganggap orang atau kelompok lain tidak mampu dan tidak berhak memahaminya?

Kalau merasa rendah hati sebagai Muslim, kenapa merasa berhak menyesatkan,mengkafirkan dan mengintimidasi kelompok lain hanya karena berbeda keyakinan?

Kalau merasa berhak menyesatkan kelompok lain karena menganggap keyakinannya keluar dari Islam, kenapa pihak yang disesatkan itu tidak boleh bersikap sama?

Kalau anda merasa harus jadi Muslim, mengapa keberatan orang lain yang mungkin secerdas anda merasa harus jadi Kristen, Hindu atau lainnya?

Kalau merasa pandai dan mantap dengan agama dan mazhabnya, kenapa menganggap orang lain tidak bisa pandai dan mantap dengan agama dan mazhab pilihannya?

Kalau merasa dapat tiket surga kerana yakin dengan mazhab pilihan anda, mengapa anda kafirkan orang lain karena tidak merasa begitu?

Mengapa merasa begitu yakin tidak ada orang secerdas anda yang mampu memilih keyakinannya sendiri, sehingga harus dipaksa melepas keyakinannya?

Bila menemukan orang lain melepas keyakinannya yang sama deng keyakinanmu dan memilih keyakinan lain, jangan galau lalu mengkafirkannya.

Bila menemukan orang lain melepas keyakinannya yang sama dengan keyakinanmu dan memilih keyakinan lain, jangan merasa dicampakkan. Nikmati pilihanmu.

Kalau merasa sangat cerdas hingga bangga dengan agama atau mazhabmu, silakan. Tapi lapangkan dada bila orang lain tidak menganggaapmu secerdas itu.

Mengapa begitu serius dengan sesuatu yang anda sendiri tidak memilihnya lalu mencemooh orang lain yang meyakini sesuatu karena pilihannya?

Kenapa kalap dan teriak-teriak menghujat orang lain hanya karena tdk tertarik utk memilih keyakinan yang sama dengan keyakinanmu? what’s wrong with you?

Kalau segelintir orang melepas keyakinan yang sama dengan keyakinanmu, tak perlu panik dan khawatir “kuasa agama” atas umat yang kau nikmati sirna.

Kalau merasa surga untukmu dan kelompokmu, mengapa usil dengan orang atau kelompok lain yang memilih neraka ketimbang bertetangga dengan pengkafir?

Kalau merasa surga hanya untukmu/kelompokmu, kenapa usil dengan orang/kelompok lain yang memilih neraka ketimbang bertetangga di surga dengan pengkafir?

Bila merasa mengantongi tiket surga dengan keyakinan anda, seharusnya berprilaku layaknya penghuni surga yang tenang dan ramah.