KEPADA YTH TUHAN

KEPADA YTH TUHAN
Photo by Unsplash.com

Aku tidak mungkin mengawali surat ini dengan doa dan harapan semoga Kamu baik-baik saja, karena itu tak layak bagiMu yang sempurna dalam arti sebenarnya.

Aku tak tahu itu namaMu atau nama yang berikan kepada sesuatu yang aku lukis di kanvas benakku. Aku memanggilMu dengan Tuhan karena nama-nama lain yang semakna dengan itu sudah dipatenkan oleh kelompok lain. Aku bermaksud memanggil diriMu di luar bayanganku atau pemahamanku supaya aku tak terhalang oleh batas-batas administrasi kebertuhanan dan keberagamaan yang telah menjadi rezim dan sistem diskriminatif dan intoleran.

Aku dan mungkin banyak seperti aku seolah mulai pesimis terhadap cita-cita di balik pengutusan para nabi dengan semua ajaran keluhuran yang disebarkan. Mungkin itulah salah satu pembeda antara Kau dan diriku. Ingin sekali berempati dan mengasihaniMu bila melihat situasi saat ini. Tapi itu tak pantas bagi zat yang tak bergerak, tak terbatas dan tak bermula.

[ads1]

Terus terang, aku cukup lama memendam pertanyaan "mengapa orang-orang yang tak terlihat rajin menyembahMu dengan cara-cara yang diajarkan agama-agama, bahkan mengaku agnostik dan ateis justru terkesan mengamalkan ajaran para nabiMu.

Oh ya, aku sekarang sedang menghadapi tiga pilihan tentang agama; menerimanya dengan semua kontrakdiksi nyata antara ajaran dan realitas, menolak agama karena kontradiksi tersebut, atau memberikan penafsiran ulang tentang DiriMu, agama bahkan tentang iman dan realitas.

Aku ungkapkan hal ini bukan karena meminta restuMu, tapi sekadar ingin menuangkan keresahan dan kegalauan setelah melihat sekelompok orang mengambil alih kedudukanMu dan menguasai sorga lalu mengkavilingnya sesama mereka. Tuhan, andaikan para 'tuhan mini' masuk sorga, mohon kumpulkan mereka di blok sendiri. Banyak orang baik yang memilih neraka ketimbang hidup bersama mereka dalam satu blok di sorga.

Read more