KEYAKINAN DI MATA PENGANUTNYA

KEYAKINAN DI MATA PENGANUTNYA
Photo by Unsplash.com

Cara pandang setiap orang terhadap keyakinannya menentukan cara memperlakukannya.

Bila keyakinan dipandang semahal harta dan karirnya, dia akan mempertahankannya tanpa perlu ada yang mengajak dan memintanya.

Bila keyakinannya dipandang sebagai lifestyle dan bagian dari kebutuhan bersosial semata, dia akan memperlakukannya sebagai asesoris.

Bila keyakinan dipandang sebagai hidup, dia akan mempertahankannya lebih dari hartanya.

[ads1]

Cara pandang setiap orang terhadap keyakinannya ditentukan oleh cara dan alasan memilihnya.

Bila alasan memilih segala sesuatu, termasuk keyakinan, adalah "kemudahan", dia akan mencari keyakinan dengan konsekuensi pengamalan yang tak memberatkannya.

Bila alasan memilih segala sesuatu, termasuk keyakinan, adalah keamaman, dia akan memilih keyakinan dengan risiko terkecil dalam pengamalannya.

Bila alasan memilih segala sesuatu, termasuk keyakinan, adalah dominasi, dia akan mengamalkannya dengan cara yang menunjang hasrat dominasinya.

Karena keyakinan adalah sesuatu yang tak penting baginya, dia bisa menggantinya atau mengabaikannya bila tak aman, tak nyaman, dan tak mudah.

[ads1]

Karena alasannya memilih keyakinan adalah pemenuhan hasrat agresi, dia akan melakukan agresi dengan dalih mengamalkannya dan menyebarkannya.

Karena memilih keyakinan sama dengan memilih kelompok arisan, dia memperlakukan ikatan keyakinan itu berjangka.

Karena menganggap memilih keyakinan tak meniscayakan ikatan komunal, dia tak mempertimbangkan dampak komunal dalam pengamalannya.

Karena keyakinan adalah soal "untung-untungan" alias mujur atau sial, dia tak memprioritaskannya.

Karena memilih keyakinan seperti memilih klub favorit, dia merasa cukup memberikan support dari tribun.

[ads1]

Karena menganut keyakinan dan bergabung dalam komunitasnya seperti memasuki rumah orang lain, dia menganggap dirinya tamu/transit.

Karena tak menganggap keyakinan bukan soal benar dan salah, tak merasa perlu mengajak keluarga, terutama anak, untuk memilihnya.

Read more