Angkatan bersenjata Israel melakukan latihan militer terbesar dalam sejarahnya di wilayah dekat perbatasan dengan Lebanon. Latihan yang dimulai ahad ini akan berlangsung hingga Selasa. Sebagaimana dilaporkan aljazeera, sebanyak 70 pengamat dan perwira militer asing hadir dalam pembukaanya.
Presiden Lebanon Michael Soleiman memerintahkan pasukan Lebanon untuk meningkatkan kesiagaan di perbatasan sebagai antisipasi terhadap segala kemungkinan.
Sekjen Hezbollah, Sayyed Hasan Nasrullah, dalam ceramahnya, mengatakan bahwa Hezbollah, sebagai bagian dari kekuatan besar di Lebanon, bersiap melayani segala kemungkinan agresi maupun infiltrasi Israel.
Lebanon pada 7 Juni akan menyelenggarakan pemilihan legislatif. Banyak pihak memprediksi Hezbollah dan sekutunya, yang dipimpin oleh Michael Oun dan Nebih Beri, akan memenangkannya. Menurut pengamat tanda-tanda kemenangan Hezbollah dan sekutunya menjadi salah satu alasan para pemimpin Zionis di Jerussalem untuk melakukan latihan militer besar-besaran. Alasan lain, adalah melemahnya tekanan Pemerintahan Obama terhadap Iran.
Sementara itu, di Ramallah, Tepi Barat, terjadi bentrokan berdarah antara aparat keamanan Pemerintah Otorita Palestina pimpinan Fatah dan para aktivis Hamas. Peristiwa ini, sebagaimana dilaporkan aljazeera, menewaskan 2 anggota keamanan Palestina (Fatah) dan 2 anggota Qassam, divisi militer Hamas, di kota Baqliqah, Utara Ramallah.
Hamas menuduh Pemerintah Mahmoud Abbas berencana menangkap pemimpin Brigade Qassam di kota tersebut untuk diserahkan kepada Israel, karena sejak 7 tahun lalu ia masuk dalam daftar buronan Israel. Karena menolak rencana tersebut, para aktivis Qassam melakukan perlawanan dan terjadilah bentrok berdarah tersebut.
Ini menunjukkan untuk kesekian kali hubungan erat antara Pemerintah palsu Mahmoud Abbas dan rezim Israel.