KILAS BALIK SEJARAH HIZBULLAH (1)

Dulu nama Lebanon identik dengan keindahan alam dan kecantikan wanita-wanitanya. Kini negara multi agama dan aliran itu identik dengan resistensi karena Hzblh. Kalau Brazil dikenal dunia karena sepakbola dan figur Pele, Lebanon dikenal dunia karena muqwama Hzb dan figur SHN.
Pada 1948, Israel baru saja dilepas sebagai wilayah di bawah protektorat Inggris resmi berdiri sebagai negara. Namun, dilansir Reuters, berdirinya Negeri Zionis ini malah menjadi nestapa bagi warga Palestina.
Saat itu, sekitar 100 ribu warga Palestina terpaksa angkat kaki dari tanah kelahirannya sendiri. Sebab, Israel yang baru saja berdiri menjadi negara berdaulat mencoba menganeksasi wilayah Palestina secara sengaja untuk memperluas wilayahnya.
Merespons tindakan tersebut, Lebanon sebagai negara pendukung kemerdekaan Palestina tidak mau tinggal diam. Bersama negara-negara jazirah Arab lainnya mencoba melakukan perlawanan terhadap Israel yang mencoba mengambil alih wilayah Palestina tanpa izin. Dari sinilah perang antara Lebanon dan Israel dimulai. Namun, perang antara Lebanon dan Israel ini pun mereda setahun setelahnya setelah sepakat melakukan gencatan senjata pada 1949.
Perang antara Israel dan Lebanon kembali meletus pada 1968. Saat itu, militer Israel menyerang selusin pesawat penumpang yang ada di Bandara Beirut. Tindakan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan terhadap pesawat Israel oleh kelompok pejuang Palestina yang berbasis di Lebanon.
Israel kembali berulah pada 1973. Saat itu, pasukan khusus Israel menyamar untuk menembak mati tiga pemimpin kelompok pejuang Palestina yang ada di Beirut. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya balas dendam Israel atas pembunuhan atlet Israel oleh pejuang Palestina di Olimpiade Munich pada 1972. Imbas kejadian tersebut, Organisasi Pembela Palestina (PLO) yang berbasis di Yordania harus pindah markas ke Lebanon.
Serangan Israel terhadap kelompok pejuang Palestina yang mengungsi di Lebanon ini membuat ketegangan antara Israel dan Lebanon kian intens.
Pada tahun 1978 Israel mulai menginvasi Lebanon selatan dengan tujuan menyerang operasi kelompok pejuang Palestina yang berbasis di daerah tersebut. Tidak hanya itu, Israel juga mencoba menggoyahkan kekuatan Lebanon. Negeri Zionis itu mencoba memecah belah kekuatan militer Lebanon dengan mendukung tentara Kristen setempat yang disebut Tentara Lebanon Selatan (SLA).
Pada 1982 Israel menyerang ibu kota Beirut dengan menembakkan belasan rudal dan mengepungnya selama 10 minggu.
Imbas kejadian ini, ribuan pejuang Palestina di daerah tersebut dievakuasi lewat jalur laut. Sementara itu, ratusan lainnya ada yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Nasib pengungsi di kamp pengungsian di Beirut kian suram setelah pasukan Lebanon Selatan (SLA) yang mendapat dukungan dari militer Israel menyerbu masuk dan mencoba menyerang kamp pengungsian tersebut. Israel juga membunuh Presiden Lebanon yang baru saja terpilih dengan mengebom mobil dinasnya.
Merespons hal ini, Lebanon langsung membuat langkah perlawanan. Mereka yang didukung oleh Iran mendirikan kelompok milisi Islam Syiah bernama Hizbullah. Pendirian milisi itu bertujuan untuk membalas serangan-serangan Israel ke Lebanon.
Setahun setelah invasi besar-besaran ke Beirut, tepatnya pada 1983, Israel memutuskan mundur dari Lebanon. Namun, Negeri Zionis dengan bantuan tentara sekutunya, tetap mempertahankan pasukan militernya di wilayah Lebanon selatan.
Merespons hal ini, Lebanon tidak mau tinggal diam. Tentara Lebanon bersama milisi Hizbullah yang baru berdiri pada 1982 mencoba balas dendam kepada Israel dengan melancarkan serangan pada 1985, seperti dikutip Reuters. Dari sinilah perang Hizbullah dan Israel seperti yang saat ini sedang terjadi dimulai.
Serangan Hizbullah ke Israel ini terus dilakukan hingga 1996. Imbasnya, saat itu, militer Israel melakukan operasi militer bernama Grape of Wrath.
Operasi Grape of Wrath ini dilakukan selama 17 hari. Operasi ini menewaskan lebih dari 200 orang di Lebanon. Dari jumlah tersebut, sebanyak 102 orang yang tewas ketika Israel menembaki pangkalan PBB di dekat Desa Qana, Lebanon selatan.
Pada tahun 2000 organisasi ini berhasil memukul mundur Israel setelah bercokol kurang lebih 22 tahun.
Bersambung....