Komentar Sableng Soal 'Mairil'

Komentar Sableng Soal 'Mairil'
Photo by Unsplash.com

Saya dapat comment sableng atas posting bedah buku ‘Mairil’. Saya bingung, mau meloloskan atau tidak. Bayangkan pengirim yang pake e-name Kang Haji nulis sebagai berikut:

budaya mairil ada sejak dahulu kala, di pesantren salafiyah sepertinya sudah menjadi “tradisi” santri senior mairilan dengan santri yunior.

saya sendiri mantan mairil, waktu saya “bahlul alias bego” tentang sempetan yang dilakukan ustadz saya.

saya menyadari setelah kejadian itu berulang kali. waktu itu saya sih.. diam saja wong belum ngerti.

Eh.. enggak tahunya akhirnya saya merasakan juga “sempetan” dengan ustadz saya. sampai sekarang sama2 sudah keluarga kadang-2 saya masih melakukan “sempetan” dengan beliau.

Mungkin ada diantara para Ustadz, kyai yang sudah setengah baya (45-60 th) yang ingin shering tentang kehidupan “mairil” atan mantan “mairil” bisa :call me….xxxx

Sampai disini saya cut alamat emailnya, nomer telpon dan hpnya. Saya tidak tahu harus bersikap bagaimana. Yang jelas, ini comment yang sableng…

Pada paragraf akhir, dia sempat berterimakasih : atas segala attensinya menghaturkan Jazakumullah.

kang Haji

Read more