Konflik Badawi – Mahathir Makin Panas

Konflik Badawi – Mahathir Makin Panas
Photo by Unsplash.com

Perseteruan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi dan pendahulunya, Mahathir Mohamad, semakin meruncing.

Setelah sebelumnya Mahathir dengan tegas meminta Badawi mundur akibat kekalahan Partai Organisasi Malaysia Bersatu (UMNO) dalam pemilu beberapa waktu lalu, kini giliran Badawi menyerang mantan bosnya tersebut.

Kemarin, Badawi menuduh Mahathir telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk merusak UMNO. "Mahathir mengatakan, dia sangat berkuasa. Dia benar-benar sangat berkuasa. Namun, dia menyalahgunakannya. Saat Barisan Nasional (BN-koalisi UMNO) menang besar pada pemilu 2004, dia mengatakan (BN) terlalu kuat, itu tidak bagus, kita butuh oposisi," ungkap Badawi.

Perdana Menteri Malaysia itu lantas menyayangkan sikap Mahathir yang secara implisit dia katakan tidak konsisten.

"Ketika pemilu kemarin oposisi melakukannya (memenangkan 82 dari 222 kursi di parlemen), kita mengira dia akan merayakannya. Namun yang terjadi justru sebaliknya, dia mengkritik kita. Mengapa?" tanya Badawi.

Dia hanya menjawab diplomatis saat ditanyai apakah dia akan melawan Mahathir. "Saya katakan apa yang harus saya katakan. Saya tidak akan bicara kalau saya tidak perlu bicara," jawabnya.

Badawi juga menganggap semua pernyataan Mahathir mengenai kepemimpinan di UMNO akan merusak kesolidan partai. Bahkan, semua pernyataan yang menyerang Badawi juga akan melemahkan kredibilitas pemerintahan di mata warga Malaysia.

Badawi (68), menjabat sebagai ketua partai ketika Mahathir mengundurkan diri pada 2003 lalu. Saat menjabat sebagai orang nomor satu di partai itu, Badawi justru dipojokkan pernyataan Mahathir setelah dia berusaha mengubah beberapa proyek Mahathir. Sementara itu, Badawi menanggung semua tanggung jawab Mahathir terkait kasus pembredelan pers selama 22 tahun berkuasa.

Badawi menuduh Mahathir melancarkan operasi polisi kontroversial "Operasi Lalang" pada 1987 guna menghilangkan perbedaan pendapat. Hasilnya, sebanyak 100 orang ditahan aparat setempat. Badawi meminta pihak oposisi dan aktivis mencari bukti dari penyalahgunaan kekuasaan itu. (sindo//jri)

Read more