Kutemukan Isyarat-Mu (Mohon Doa 9)
Sungguh benar qaul-Mu, “Kesulitan senantiasa bersanding kemudahan, tidak bergantian.” Saat kuberada di ujung asa dan mulai melihat setiap orang termasuk yang gelandangan lebih beruntung dariku karena beratnya derita yang menghimpit dadaku, Kau kirimkan ruh ke rahim istriku.
Karunia itu tak sebanding dengan lantunan doa dan rengekanku. Anugerah itu terlalu misterius hingga tak sebaris dugaan tersirat di benakku.
Tuhanku, kini setelah empat tahun dalam penantian demi penantian yang menggusarkan istriku setiap kali tanda bulan menghampirinya, aku benar-benar tak kuasa mengucapkan tahmid. Lantaran itu, semua duka dan derita yang menghantam benak dan relung hatiku terasa ringan.
Ya Allah, mohon bagilah kebahagiaan ini dengan mereka yang masih menanti isyaratMu. Ada yang menanti jodoh yang dapat melindungi keyakinan dan imannya, namun karena iffah yang menggelayuti jiwanya, ia hanya berharap isyaratMu memandu seorang lelaki datang menawarkan kuntum cinta.
Ya Allah, tularkan suka ini ke orang-orang yang masih meneteskan air mata mengharap kesembuhan bagi anaknya yang sakit bukan karena kecerobohan namun karena kekurangan dan kemiskinan, meski berusaha tabah dan mencari hikmah di baliknya.
Ya Allah, sertakan dalam keharuan ini orang-orang yang takut kehilangan kesempatan untuk memberi nafkah istri dan keluarga akibat sistem kehidupan yang dikuasai oleh para pemakan hak orang lain, para koruptor, para cukong tamak dan penjilat uang suap di negeri ini.
Ya Allah, kirimkan isyaratMu ke hati mereka agar kebahagiaan ini tak hanya berlaku atas diriku….