Skip to main content

Kadang seseorang memberikan respon kalem bahkan apresiatif terhadap seseorang yang membuat pernyataan salah atau tak bijak yang mencederai perasaan sebuah kelompok bukan demi mengafirmasi konten pernyataan atau mengagumi pembuatnya karena rekam jejak pandangannya tak koheren dengan itu.

Bila memperhatikan rangkaian konteks, mungkin respon apresiatif itu dapat dipahami sebagai salah satu dari beberapa asumsi sikap sebagai berikut :
A. Penegasan baru atau penegasan ulang klaim kenetralan (yang kadang diberi nama independensi juga dan kadang dicap ambivalensi) antara dua kelompok yang terpolarisasi tajam jauh sekali sebelum pernyataan itu dilontakan.
B. Pemaklumatan regresi sikap terhadap sebuah pandangan khas tertentu sebagai konsekuensi niscaya dinamika pemikiran.
C. Isyarat teguran implisit atau kritik konstruktif sebagai edukasi tentang pentingnya bersikap lebih inklusif dan moderat yang ditujukan kepada kelompok yang mungkin kerap diasosiasikan dengan dengan pemberi respon.

Apapun pandangan dan asumsi yang mendasarinya tetaplah subkektif dan personal. Namun karena diketengahkan di ruang publik, maka menanggapi bahkan mengkritisinya bukanlah ketaksopanan, bahkan sebaliknya bisa dianggap sebagai sebentuk penghormatan.

Karena hanya Tuhan yang maha sederhana dan tak beragam secara eksistensial, kita memang harus menerima fakta keragaman segala sesuatu termasuk pikiran-pikiran kita tentang Tuhan, agama, mazhab bahkan habib, “lakum habibukum wa lia habib”, (Setiap orang punya standar sendiri tentang “habib”).

Karena itu, tak perlu sungkan atau kikuk untuk, paling tidak, menyesalkan pernyataan absurd yang menyamakan “hezbTuhan”, sebuah ormas legal dan partai nasionalis relijius yang mengerahkan ribuan pemuda pemberani demi mengusir agresor rasis dari Lebanon dengan gerombolan zombie sadis pengusung khilafah buatan AS yang membantai ribuan minoritas agama dan mazhab juga menghancurkan Suriah dan Irak. Ini bukan soal Sunni dan Syiah, fanatisme mazhab, iranisme dan fanatisme sektarian tapi soal keadilan bersikap.

Enjoy your faith!