"LIHATLAH YANG APA YANG DIKATAKAN. JANGAN LIHAT SIAPA YANG MENGATAKANNYA"

"LIHATLAH YANG APA YANG DIKATAKAN. JANGAN LIHAT SIAPA YANG MENGATAKANNYA"
Photo by Unsplash.com

Salah satu penyebab kekacauan pemahaman tentang agama di tengan masyarakat Muslim dan kesalahpahaman non Muslim tentang Islam adalah musnahnya komitmen terhadap asas kompetensi dan hilangnya wibawa agama adalah kegemaran masif awam dalam berdakwah karena mengira hal itu dianjurkan dan cara mudah meraih pahala.

Kata mutiara Imam Ali "Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang mengatakannya" kerap dijadikan bahan justifikasi sebagian orang yang rajin menyampaikan info terutama masalah agama berupa tulisan dan ujaran.

"Lihatlah apa yang disampaikan, bukan siapa menyampaikan," adalah anjuran kepada yang menerima (pendengar dan pembaca) agar a) menimbang kebenaran dan manfaat apa yang disampaikan b) agar mengambil hikmah dari siapapun tanpa memperhatikan kedekatan dirinya dengan penyampai, ketenaran, penampilan dan hal-hal yang tak berkaitan dengan apa yang disampaikan.

Anjuran ini tidak berarti anjuran kepada siapapun untuk menyampaikan apapun yang dianggap baik dan benar.

Meskipun penyampainya tidak dikenal kompeten bahkan tidak perilakunya mencerminkan hal benar dan baik yang disampaikanjya, pihak pendengar dan pembaca tetap dianjurkan mengambil dan mengamalkannya.

Meskipun setiap orang harus mengambil hikmah dari siapapun, siapapun yang hendak menyampaikan info terutama yang berkaitan dengan agama dan hal-hal serius juga sensitif, harus memenuhi syarat pertanggungjawaban intelektual dan kompetensi serta kredibilitas demi mengatisipasi kesalahpahaman dan memastikan efektiitas penyampaian.

Read more