LINGLUNG AGAMA
LINGLUNG AGAMA
Bisakah Tuhan mengangkat batu yang lebih besar dari diriNya?
Pertanyaan diatas adalah contoh dari banyak pertanyaan yang terlihat sulit padahal paradoksal.
Pandangan setiap orang tentang apapun dalam hidupnya bersumber dari pandangannya tentang Tuhan.
[ads1]
Pandangan setiap manusia tentang Tuhan bersumber dari pandangannya tentang eksistensi dan realitas.
Pandangan setiap manusia tentang realitas bersumber dari pandangannya tentang persepsi.
Pandangan setiap orang tentang persepsi bersumber dari pandangannya tentang "kesadaran diri".
"Kesadaran diri" adalah moyang pandangan setiap orang tentang persepsi, realitas, Tuhan, alam dan manusia dengan semua penghuninya.
[ads1]
Sedikit orang yang berhasil menguak "Kesadaran diri" lalu menyusun satu demi satu premis logis demi membangun piramida kesadaran yang megah.
Piramdina keyakinan yang megah tercermin dalam kejernihan berpikir, ketegasan bersikap dan kesiapan menerima risiko terberat.
Arus besar pandangan tak lagi dirisaukan. Piramida itu takkan dirobohkan celoteh agamawan nirkesadaran dan cemooh para jelatanya.
Bila tak dimulai dari "Kesadaran diri", pandangan tentang pengetahuan (persepsi), realitas, Tuhan, alam dan manusia akan goncang.
Keguncangan pasti terjadi saat berhadapan dengan pandangan invalid namun disajikan secara sistematis atau problem-problem hidup menimpa.
Keguncangan orang beragama tanpa pirmadina keyakinan yang kokoh saat kecewa dalam hidup atau saat mencari kesenangan dunia akan membuang agamanya secara diam-diam melalui prilaku yang tak lagi mencerminkan hukum agama yang pernah diklaim sebagai anutannya.
[ads1]
Keguncangan atau kelinglungan epistemik ini bermula dari mempertanyakannya secara serampangan lalu meragukannya seraya mencemoohnya dengan alasan bersikap kritis kemudian mencampakkannya dan akhirnya mengajak orang lain mengikuti jejaknya.
Dialah orang yang pada hakekatnya belum bertuhan meski mengaku bertuhan, belum beragama walau berlagak relijius dan tak bermazhab kendati mendeklarasikan Syiah atau Sunni sebagai mazhabnya. Inilah fenomena linglung beragama.