LOGIKA PENGHORMATAN

LOGIKA PENGHORMATAN
Photo by Unsplash.com

Karena penghormatan adalah ekspresi penghargaan kepada setiap orang atas jasa atau fungsi atau perbuatan dan perilaku baik sesuai dengan kualitas jasa dan perilaku bainya, maka menghormati siapapun yang berperilaku baik adalah wajib secara moral. Dengan kata lain, penghormatan adalah perbuatan wajib secara moral dengan syarat kebaikan vertikal atau kebaikan horisontal pihak yang berposisi objek penghormatan kecuali penghormatan kepada dua orangtua.

Karena penghormatan kecuali dua orangtua bersyarat kebaikan perilaku objek, maka tidak dianjurkan menghormati orang yang tidak berperilaku baik kecuali sebagai edukasi demi perbaikan bila probabilitasnya besar.

Karena perilaku baik tak sama rata namun gradual, maka memperlakukan orang-orang baik yang tak sama rata kualitas kebaikan perilaku adalah kezaliman atau kontra keadilan,

Karena keadilan adalah fondasi kebaikan, maka kualitas penghormatan kepada setiap orang berperilaku baik mengikuti tingkat kualitas kebaikan perilaku.

Karena tidak bersyarat kebaikan perilaku, maka penghormatan kepada dua orangtua menempati posisi teratas dalam penghormatan. Dengan kata lain, menghormati setiap orang yang berperilaku baik adalah wajib dan bersyarat kebaikan perilaku kecuali kedua orangtua yang wajib dihormati tanpa syarat.

Meski wajib dihormati tanpa syarat kebaikan, kepatuhan kepada mereka berdua bersyarat kebenaran karena penghormatan berbeda dengan kepatuhan. Dengan kata lain, kepatuhan kepada siapapun bersyarat kebenaran keyakinan dan kebaikan perilaku objek.

Karena kepatuhan terlaksana melalui perbuatan, maka kepatuhan memerlukan syarat kebenaran. Dengan kata lain, penghormatan tidak meniscayakan perbuatan tertentu, sedangkan kepatuhan meniscayakan sebuah perbuatan.

Karena berdiri di atas keadilan, dan karena keadilan adalah ajaran Islam, maka Islam tidak mewajibkan bahkan melarang penghormatan tanpa syarat kebaikan perilaku objek kecuali sebagai edukasi demi perbaikan bila probabilitasnya besar.

Karena garis keturunan bukan perilaku, maka penghormatan kepada seseorang karena garis keturunan tidak diwajibkan kecuali bila penghormatan ditujukan kepada orang baik yang menjadi pangkal garis keturunannya atau ditujukan kepada seseorang atau beberapa orang baik dalam garis keturunannya atau sebagai edukasi demi perbaikan bila probabilitasnya besar.

Karena penghormatan adalah ekspresi penghargaan atas perbuatan baik, maka penghormatan kepada orang yang tidak berperilaku baik karena semata-mata punya garis keturunan orang-orang baik dan tidak ditujukan sebagai penghormatan kepada ayah atau kakek-kakeknya yang nyata baik juga tidak dilakukan sebagai edukasi demi perbaikan bila probibilitasnya besar, meniscayakan resistensi terhadap prinsip keadilan.

Karena meniscayakan resistensi terhadap prinsip keadilan, maka penghormatan kepada objek yang tak berperilaku baik berarti menyepelekan perilaku baik orang lain yang diperlakukan sama dengan orang yang berperilaku buruk.

Karena berarti menyepelekan perilaku baik seseorang yang diperlakukan sama dengan orang yang berperilaku buruk, maka penghormatan kepada orang berperilaku buruk hanya karena punya garis keturunan orang-orang baik adalah kontra kebaikan.

Karena kontra kebaikan, maka penghormatan kepada orang berperilaku buruk hanya karena punya garis keturunan orang-orang baik bukanlah penghormatan yang dianjurkan.

Karena tidak dianjurkan, maka semua anjuran penghormatan tanpa dasar kebaikan perilaku objek tapi berdasarkan anugerah determinan garis keturunan yang dikemas dengan interpretasi terhadap sebagian teks (setelah mengabaikan teks-teks lain yang bertentangan dengan interpretasi tersebut) layak diabaikan demi akal sehat yang tidak bisa diliburkan demi meloloskan doktrin yang secara vulgar bertentangan dengan keadilan sebagai salah satu ajaran suci ini.

In case! Bila menyampaikan anjuran mengistimewakan dzuriyah Nabi SAW yang ditafsirkan dari beberapa teks dianggap perlu, lebih bijak penyampainya bukan bagian dari dzuriyah.

Read more