LOGIKA SUNGSANG TEOLOGI KEBERINGASAN

LOGIKA SUNGSANG TEOLOGI KEBERINGASAN
Photo by Unsplash.com

Ekstremisme bersumber dari doktrin bahwa benar dan salah, baik dan buruk diajarkan oleh agama, bukan ditetapkan oleh akal sehat.

Karena menganggap doktrin sebagai agama, maka menganggap apapun yang didoktrinkan baik sebagai baik dan menganggap apapun yang didoktrinkan buruk sebagai buruk.

Karena baik dan buruk diperlakukan sebagai nilai subjektif dan doktrinal, tak menganggap baik apapun yang disepakati oleh orang-orang rasional sebagai baik, dan tak menganggap buruk apapun yang disepakati oleh orang-orang rasional sebagai buruk.

Karena mengira tindakan jahatnya sebagai aksi membela agama, pelaku tak menganggapnya kejahatan. Karena tak menganggapnya kejahatan, tak merasa iba.

Karena merasa membela agama saat melakukan penganiayaan, menganggap orang yang iba terharap objek penganiayaan yang dianggap musuh agama apalagi mengecam perbuatannya sebagai musuh agama pula.

Karena itulah sebuah perbuatan (yang menurut logika dan etika salah dan zalim) dengan dalih membela agama kerap lebih sadis dari perbuatan buruk orang yang mengakuinya perbuatan buruk.

Karena itu juga, kumpulan orang bodoh alias mengutamakan doktrin atas logika bisa lebih berbahaya dari gerombolan preman yang tak membungkus aksinya dengan klaim agama.

Singkatnya, aksi sesadis apapun yang dilakukan oleh para penganut doktrin aksiologi sungsang ini terhadap pihak yang dianggap musuh agama (doktrin yang terlanjur diagamakan) bukan hanya diyakini tak berdosa, malah diyakini wajib dan berpahala. Karena merasa benar, tak pernah bersalah meski mengakibatkan banyak korban.

bila ditelusuri, masalah ini berakar polemik dalam arena kalam dan teologi klasik, yaitu tentang baik dan buruk (al-husn wa al-qubh) merupakan isu yang diperselsihkan. Syiah dan Mu'tazilah di satu pihak yang berhadapan dengan Asy'ariah di pihak lain.

Read more