Skip to main content

MAHAKOPI

By July 14, 2017No Comments

Ia adalah minuman yang menjadi primadona industri perkebunan di lebih dari 50 negara.
Secara populer kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Tidak sedikit orang yang merasa menikmati kopi, padahal itu hanya mirip kopi karena tidak disajikan dengan metodologinya.
Pohon kopi bermacam dua; Robusta (Coffea canephora) dan Arabika (Coffea arabica). Karena itu, para penggemar kopi terdistribusi ke dalam dua ‘mazhab selera.
Terlepas dari polemik sektarian yang meramaikan obrolan-obrolan di kedai dan cafe-cafe, kopi dicari karena aneka alasan.
Kopi bagi kebanyakan adalah minuman pendamping rokok atau perangsang syaraf otak atau pemicu jantung atau pengusir kantuk.
Bagi sebagian orang terutama di beberapa titik di planet bumi, kopi adalah produk peradaban. Di Bolivia, Venezuela, Brazil, Elsavador dan negara-negara Latin yang menganut Teologi Pembebasan, kopi adalah simbol perlawanan kaum buruh terhadap Borjuisme dengan spirit el Partido Sosialista. El Che dan Castro disebut-sebut sebagai orang yang selalu memanjakan jantung dan otak dengan kopi seduhan barista, sebutan Italia untuk bartender, yang tumbuh dalam perkebunan kopi,
Kini kopi di Indonesia mulai menarik perhatian seiring merebaknya kesadaran tentang melimpahnya aneka rasa kopi seperti Gayo Aceh, Mandailing, Toraja, Teluk Betung, Dampit dan Kopi Jember. Cafe-cafe bermunculan bak cendawan di musim hujan. Kopi menjadi karunia baru bagi bangsa Indonesia menggantikan akik.
Tapi bagi segelintir orang, kopi adalah cermin kepribadian dan penghargaan abadi terhadap citarasa. Kopi disajikan bukan sebagai minuman para baron, tapi sebuah karya seni dan pemantik inspirasi para pemikir, pemikir, seniman dan narator. Karena itu, ia dibuat dalam prosesi yang serius dan disajikan dalam ritus penuh khidmat.
Baca juga:

MAHA WAJIB

MAHA AUDITOR