Saat mengangkat tajilan kolak pisang dari atas kompor, Siti tiba-tiba ditabrak Lutfi (4) yang sedang bermain petak umpet. Dandang berisi kolak jatuh. Putra bungsu Siti tercebur ke dalam ‘kolam’ kolak panas. Wajah dan tubuhnya terluka bakar.
Kejadian berawal saat Siti (33) memasak kolak pisang, ubi plus kolang-kaling untuk dijajakan sebagai tajilan berbuka puasa Ramadan di rumah petakannya, Tanah Merah, Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Jumat (14/9/2007) pukul 11.30 WIB.
Nah… kolak yang telah masak itu diangkat Siti. Tiba-tiba Lutfi yang sedang bermain petak umpet lari ke dalam dapur dan menabrak ibundanya.
Dandang berdiameter 40 centimeter yang berisi kolak panas pun jatuh ke lantai. Lutfi yang berlari kesandung lalu masuk ke dalam dandang. Kepala, wajah dan tubuh bagian kirinya nyemplung ke dalam kolak panas.
“Huaaaa…. panas… panas,” teriak Lutfi yang mengenakan kaos kuning ini kesakitan.
Siti yang kaget bukan kepalang tidak bisa berbuat apa-apa. Ibu dua anak ini hanya terdiam.
Untungnya, suami Siti, Mulyono langsung bertindak cepat dan berlari ke dapur saat mendengar teriakan Lutfi.
“Anakku… anakku..,” teriak Mulyono.
Pria yang berprofesi sebagai pemulung ini langsung mencari becak dan melarikan Lutfi ke rumah sakit terdekat.
“Cepat… cepat bawa ke rumah sakit,” kata seorang tetangga yang berkerumun menonton.
Lutfi akhirnya dilarikan ke UGD, RSUD Koja, Jalan Jampea, Koja, Jakarta Utara.
Kondisi bocah ini sangat menggenaskan. Mata, pipi dan telinga kiri, melepuh dan mengelupas, termasuk rambut dan kulit kepalanya.
Luka bakar Lutfi itu dibersihkan tim dokter lalu diberi salep.
“Saya baru dua kali bikin kolak untuk dijual. Lumayan buat tambahan. Tetapi lagi apes, anak saya main tidak lihat-lihat,” kata Siti sambil menghibur anaknya yang terus menangis. (Ari Saputra – detikcom)