MAKNA BAIK DAN BURUK
Kita sering menggunakan kata baik, buruk, indah, jelek dan sebagainya. Namun mungkin sebagian tidak memperhatikan esensinya.
Predikat buruk disandangkan pada apapun yang tidak sesuai dengan standar nilai kesempurnaan moral yaitu kebaikan seperti tidak jujur, tidak adil dan sebagainya. Lawannya adalah baik.
Predikat jelek disandangkan pada apapun yang tidak sesuai dengan standar nilai kesempurnaan visual dan material, yaitu keindahan, seperti tidak tampan, tidak rapi, tidak harum dan sebagainya. Lawannya adalah bagus juga indah.
Sifat salah disandangkan pada apapun yang tidak sesuai dengan standar nilai kesempurnaan rasional, kebenaran seperti tidak runut, tidak berujung, tidak jelas dan sebagainya. Lawannya adalah benar juga valid.
Buruk secara umum dalam komunikasi non akademis kadang digunakan sebagai sinonim jelek dan salah. Karena itu, buruk bisa berlaku atas perbuatan seperti mencuri, peristiwa seperti tabrakan mobiil dan gempa juga berlaku atas benda seperti kanker dan racun.
Perbuatan buruk mencakup semua gerak atau aksi individu atau kelompok manusia yang bertentangan dengan etika, agama dan adat seperti sombong dan hidup foya-foya, merokok di tempat terbuka (yang tidak terkena peraturan larangan merokok), berciuman di halte (di negeri yang tidak melarang), dan memakai tanktop dalam bus sebagainya.
Perbuatan buruk yang merugikan orang lain dengan pemaksaan disebut perbuatan jahat atau kejahatan seperti tak berkata sopan, tak membantu orang lebih lemah.
Perbuatan jahat (merugikan orang lain) dan bertentangan dengan hukum negara (sesuai detail tingkatnya masing-masing) disebut tindak pidana (jinayah) seperti mencemarkan nama baik orang lain, menjilplak karya orang lain menyalahgunakan jabatan, membuang sampah ke sungai dan sebagainya
Semua kejahatan adalah keburukan, namun tidak sebaliknya. Semua pidana adalah kejahatan, namun tidak sebaliknya.
Parameter buruk pada perbuatan menurut para penganut agama Islam berlainan. Sebagian menetapkan akal sehat yang merupakan norma logika umum sebagai paramerer baik dan buruk sebagaimana paragraf-paragraf sebelumnya. Sebagian lain yang merepresentasi mainstream umat Islam, menganggap ajaran agama (yang ditafsirkan dari teks suci dan pandangan sejumlah orang yang dianggap di kalangan sealiran ulama terkemuka) sebagai parameter baik dan buruk.