Skip to main content

Ramadhan adalah bulan istimewa karena banyak fasilitas istimewa di dalamnya. Salah satunya malan-malam ganjil.

Lailatul Qadr adalah malam bonus yang misterius. Ia adalah kesempatan emas. Bila seseorang meraih keajaibannya sekali saja, maka itulah karunia teragung dalam hidupnya. Baca juga: Munajat di Penghujung Ramadhan

Setiap hamba yang punya secuil kesadaran spiritual merasa berlumuran dosa. Hampir semuanya merasa tak patut dapat pengampunan karena dosa-dosa amat besar dan banyak dilakukannya. Kecemasan itu membayangi setiap insan, terutama yang berusia tua.

Tuhan tahu kegelisahan itu. Kegelisahan itu adalah pertanda positif. Tapi Ia takkan membiarkan jutaan hati hambanya remuk dalam kesedihan dan putus asa. Kegelisahan itu harus berkelindan dengan harapan dan optimisme. Tuhan tak kecewa, tapi iba. Ia juga ingin hamba-hamba terampuni karena kehendaknya sendiri, bukan kehendakNya, agar layak dianggap prestasi dan pantas masuk ke hadirat wujudNya.

Tuhan menerbitkan SK khusus berupa Sin Amnesty tanpa prosedur dan admnistrasi lazim. Ia membuka kesempatan bagi siapapun untuk memperbaiki diri. Laylati al-Qadr adalah malam-malam diskon bagi jiwa yang resah, kalbu yang rebah dan akal yang pasrah.

Qadr punya banyak makna. Salah satu artinya adalah kadar, takaran atau standar. Ia juga punya arti kemuliaan. Banyak mufassir mengkaitkannya dengan penetapan.

Malam 19 Ramadhan adalah malam pertama Qadar. Pada malam itulah Gerbang kota ilmu Nabi SAW, Ali bin Abi Thalib ditebas di mihrab masjid Kufah. Baca juga: Demi Pemelihara Ka’bah, aku beruntung

Bersambung…