MANUSIA LUAR BIASA
Perhatikan dengan seksama paragraf-paragraf berikut :
Asumsi Pertama
Dia adalah manusia biasa (sama dengan rata-rata manusia yang tak bebas dari salah). Karena manusia yang tak bebas dari salah, dia pasti lupa sebagaimana manusia biasa lainnya. Karena bisa dan pasti lupa, yang dibawanya adalah ajaran biasa (tak bebas dari salah). Karena dia pasti salah, ajaran yang dibawanya pasti salah. Karena pasti salah, makai yang dibawa tak benar. Karena tak benar, maka ia bukan ajaran Tuhan. Karena bukan ajaran Tuhan, ia tak layak dipercaya. Karena tak tak layak dipercaya, ajaran tak pantas dianut.
Orang-orang yang menganggap apa yang dibawanya sebagai ajaran biasa karena menganggap pembawanya sebagai manusia namun tetap menganut atau mengaku sebagai penganut adalah hipokrit demi sebuah kepentingan.
Asumsi Kedua
Dia adalah manusia biasa (sama dengan rata-rata manusia yang tak bebas dari salah). Karena manusia yang tak bebas dari salah, dia pasti lupa sebagaimana manusia biasa lainnya. Namun, yang dibawanya adalah ajaran luar biasa (bebas dari salah). Karena yang membawanya adalah manusia, sedangkan yang dibawanya adalah ajaran yang pasti benar, maka ajarannya yang pasti benar layak dianut, namun karena pembawanya adalah manusia tak layak diistimewakan.
Orang-orang yang menganggap apa yang dibawanya sebagai ajaran luar biasa meski menganggap pembawanya sebagai manusia biasa, namun tetap menganut atau mengaku sebagai penganut adalah pemuja teks suci.
Asumsi Ketiga
Dia adalah manusia luar biasa (bebas dari salah, lupa dan dosa, tak sama dengan rata-rata manusia yang tak bebas dari salah alias). Namun yang dibawanya adalah ajaran biasa (yang mengandung info-info salah, invalid dan reduktif karena sengaja atau lupa).
Orang-orang yang menganggap apa yang dibawanya sebagai ajaran biasa meski menganggap pembawanya sebagai manusia luar biasa, namun tetap menganut atau mengaku sebagai penganut adalah para pemuja sosok suci.
Asumsi Keempat
Ajaran yang dibawa adalah ajaran luar biasa (pasti benar mutlak), karena pembawanya adalah manusia luar biasa (bebas dari salah, lupa dan dosa, tak sama dengan rata-rata manusia yang tak bebas dari salah alias), karena berpijak pada nalar permanen yang menetapkan bahwa luar biasa hanya senyawa dengan luar biasa.
Orang-orang yang memastikan apa yang dibawanya sebagai ajaran luar biasa karena memastikan pembawanya sebagai manusia luar biasa adalah para penganut ajaran luar biasa dan pengikut pembawanya yang merupakan manusia luar biasa. Mereka adalah kelompok luar biasa.