MAULID, ISRA MI'RAJ DAN WAFAT NABI

MAULID, ISRA MI'RAJ DAN WAFAT NABI

Meski kenabian dan nabi adalah satu kesatuan yang mustahil dipisahkan, namun secara konseptual dan fenomenal, sejarah Nabi SAW yang memuat pelbagai peristiwa agung dan abadi dapat dibagi dua bagian:

  1. Sejarah Nabi. Yaitu sejarah seputar pribadinya, seperti Kelahiran hingga dewasa, perkawinan, pelantikan sebagai Nabi terakhir dan kematian atau kesyahidannya.
  2. Sejarah Kenabian. Yaitu seputar kiprah, misi dan ajarannya, dakwah tertutup, dakwah terbuka, hijrah, pertempuran-pertempuran, pembebasan Mekah dan Haji Perpisahan.

Sejarah pribadi beliau yang paling banyak diperingati adalah kelahirannya. Begitu antusiasnya memperingatinya, bagian-bagian penting atau mungkin lebih penting dan monumental seolah terlupakan.

Kelahiran beliau tentu sangat agung. Karena itu, layak diperingati. Tapi kelahiran merupakan awal yang belum bisa dipahami bagi sebagian besar, meski ketokohan sebuah pribadi memang bisa dilihat dari indikasi-indikasi yang menyertai kelahirannya. Umat Islam

Fragmen kelahiran semata tidaklah cukup bagi kebanyakan orang untuk memotret profil seseorang, apalagi untuk dijadikan sebagai model teladan dan pantutan, karena sejarah seseorang dimulai dari kelahiran, dilanjutkan dengan kehidupan yang berisi kiprah dan karya lalu diakhiri dengan kematian.

Dari aktivitas dan kiprah- setelah kelahirannya- seseorang mempersembahkan karya. Bila yang dipersembahkannya adalah karya besar, maka kematiannya tentu diratapi dan dikenang. Karena itu, aktivitas pribadi dan kiprah (yang dalam bahasa modern disebut karir) yang menentukan kualitas dan kuanititas pengaruh hingga kematiannya menjadi sangat atau bahkan lebih penting untuk dipelajari dan diperingati.

Al-Quran justru mengangkat dua peristiwa penting dalam hidupnya yaitu karir yang dimulai dari event agung pelantikannya sebagai nabi termulia dalam upacara Isra dan Mi'raj dan peristiwa kematian atau terbunuhnya.

Umat Islam selalu memperingati kelahirannya bahkan sepanjang tahun dan dalam setiap acara kemeriahan seperti pernikahan, tasyakuran dan lainnya. Isra' dan Mi'raj yang diperingati seolah hanya untuk mengangkat tema diwajibkannya shalat satu kali pada tanggal 27 Rajab setiap tahun. Sedangkan peristiwa kematian manusia paling suci ini -yang entah mengapa terjadi setanggal dan sebulan dengan kelahirannya- justru tak dikenang dan tak diperingati alias ditutup seolah sejarah hidupnya hanyalah peristiwa kelahiran.

Ironisnya, banyak orang rajin mengadakan acara haul yang memperingati kematian tokoh agama bahkan ayah, ibu dan kakek nenek setiap tahun, tapi tak memperingati wafat Nabi nabi termulia ini. Bahkan kaum Kristiani punya event khusus setiap hari dalam setahun yang dikenal dengan Jumat Agung untuk memperingati wafat Isa Almasih dan menjadi libur nasional.

Read more