MAULID YANG "BID'AH"
Terjadi beberapa tahun lalu. Karena sudah berjanji, saya berencana mengantarkan anak-anak ke pusat permainan di Giant. Betapa terkejut saat melihat jalan menuju jalan raya ditutup total. Kami harus memutar balik karena di belakang ada beberapa mobil yang juga terhenti di jalan yang sempit itu.
Acara maulid di masjid daerah itu direncanakan berakhir pada pukul 2 dini hari. Menjelang acara maulid pukul 9 malam, sebelah kiri jalan besar yang padat ditutup, sehigga pengendara mobil dan motor hanya bisa melintasi jalan di sebelah kanan yang dibagi dua. Hal itu karena sepanjang jalan yang mengarah ke tempat penyelenggaraan maulid itu akan dikuasai oleh para fans majelis taklim dari pelbagai penjuru Jakarta yang datang dengan konvoi motor dan mobil-mobil angkutan yang diisi sesak hingga atap.
Jakarta di bulan itu memang makin marak dengan relijiusitas. Poster dan backdrop dengan mega bintang klub masing-masing. bermunculan di setiap sudut bersaing ketat meraih animo. Yang paling mendebarkan adalah derby atau elclasico pada malam minggu.
Sebagian orang mendukung ‘atraksi’ ini sebagai syiar Islam yang mesti didukung, dan masyarakat dimohon untuk rela mengorbankan kepentingannya demi mentakzimkannya. Sebagian lain menyesalkan aksi dakwah yang merugikan kepentingan masyarakat umum seraya bertanya-tanya, apakah setiap orang boleh mengabaikan hak masyarakat umum atas nama dakwah dan agama? Kontroversi ini selalu ada.
Merayakan kelahiran Muhammad saw, manusia teragung, sungguh sangat mulia. Tapi mengadakan acara keagamaan hanya atas dasar niat baik saja tidak cukup bila kepentingan umum diabaikan dan bila karena penyelenggaraannya yang terkesan dibuat heboh itu berdampak menimbulkan kesan negatif terhadap simbol agama.
Artinya, niat baik tidaklah cukup. Ada seperangkat syarat yang mesti dipenuhi untuk berdakwah atau berzikir massal. Bila tidak terpenuhi, tujuan dakwah tidak tercapai. Dan bila diisi dengan ujaran-ujaran intoleransi. mungkin bisa jadi haram dan bid'ah.