MEMATUHI DIRI SENDIRI
Melakukan shalat 4 menit terasa berat hingga mandi peluh dan berharap cepat selesai. Bermain futsal 2 jam terasa sebentar. Mengapa?
Demi mentraktir teman-teman mudah membayar ratusan ribu. Demi memberi pengemis lusuh, mencari uang jumlah terkecil. Mengapa?
Betah ngobrol ngalor ngidul dengan kekasih selama berjam-jam. Mendengar 3 menit ujaran logis tentang kehambaan terasa 3 jam. Mengapa?
Rela merogoh saku untuk membeli dan mengoleksi buku-buku novel asing. Menunggu pemberian hadiah Quran, buku-buku doa dan agama. Mengapa?
Vokal mengecam prilaku koruptor. Piawai memberikan justifikasi saat kolusi dengan pejabat demi meraih tender sendiri. Mengapa?
Rajin menshare quote-quote tokoh Barat. Enggan mempublish dan menshsre sabda Nabi dan ucapan hikmah manusia-manusia panutannya. Mengapa?
Siap mengeluarkan anggaran besar untuk pendidikan mahal dan kursus-kursus matematika, IT, bahasa Inggris, musik, beladiri untuk anak. Keberatan mendatangkan guru ngaji Quran untuk anak. Mengapa?
Mudah menyalahkan pembantu karena piring yang dipegangnya jatuh dan pecah. Merasa biasa saja saat dia sendiri menjatuhkan piring. Mengapa?
Bersemangat menggalang dukungan untuk pelestarian komodo. Abai terhadap nasib manusia-manusia yang dijajah atas nama agama. Mengapa?
Mematuhi diri sendiri atau melakukan sesuatu yang memberikan keuntungan personal secara fisikal dan emosional adalah tendensi utama setiap gerak hewani.
Dalam sebuah hadis qudsi, terjadilah dialog antara Nabi Musa AS dan Allah SWT:
“Tuhan, berilah sebuah tanda perbuatan yang Kau restui.”
“Tandanya adalah saat perbuatan itu terasa berat dilakukan.”