Beberapa saat setelah penutupan KTT Doha untuk Gaza, Perdana Menteri sekaligus Menlu Qatar menjawab sejumlah pertanyaan wartawan dalam konferensi pers. Beberapa jawaban dan pertanyaannya cukup menggemparkan.
Saat ditanya apakah “pembekuan” sama dengan “pemutusan hubungan” dengan Israel dan apakah Qatar akan mencairkan lagi hubungan perdagangannya suatu saat, ia mengatakan bahwa hubungan perdagangan antara Qatar dan Israel bisa dicairkan kembali bila situasinya membaik.
Saat ditanya tentang sebab ketidakhadiran Mahmoud Abbas dalam KTT Darurat ini, Menlu Qatar menyesalkan sikap Mahmoud Abbas yang tiba-tiba membatalkan kehadiran tanpa alasan yang masuk akal, yaitu adanya tekanan.
Saat ditanya apakah alasan sejati ketidakhadirannya adalah hadirnya pemimpin milisi-milisi perlawanan Palestina, ia mengatakan bahwa undangan untuk para pemimpin milisi perlawanan dilayangkan setelah Mahmoud Abbas membatalkan kehadiran.
Saat ditanya tentang alasan ketidakhadiran Pemimpin Uni Emirat Arab, Menlu Qatar secara terbuka mengatakan bahwa alasan ketidakhadirannya adalah kehadiran Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.
Arab Saudi, Mesir, dan Tunisia sejak semula telah menolak untuk hadir dengan alasan karena isu Gaza akan menjadi salah satu agenda KTT Ekonomi Arab yang telah dipersiapkan untuk diselenggarakan di Kuwait bulan mendatang.
Namun tidak sedikit pengamat yang menganggap Arab Saudi dan Mesir tidak rela peran sentral keduanya diambil alih oleh Qatar yang mulai meninggalkan “lingkaran moderat”.