MENYIKAPI KECAMUK POLEMIK SEPUTAR VAKSIN

MENYIKAPI KECAMUK POLEMIK SEPUTAR VAKSIN
Photo by Unsplash.com

Medsos dan kemudahan berintetaksi membuat banyak orang mudah mengemukakan pendapat juga membantah pendapat meski tidak kompeten atau tidak punya bekal data valid dan komprehensif.

Salah satu isu yang marak menjadi bahan polemik adalah vaksin antara yang menerima dan yang menolak bahkan mencurigai efektivitasnya. Masing-masing pihak menyandarkan pendapatnya pada info dan opini yang diterimanya secara subjektif. Singkatnya kedua kubu merasa benar dengan pilihan pendapat dan sikapnya.

Ketika info-info yang berseliweran sama-sama tidak bisa dipastikan benar, maka tidak ada yang layak diutamakan sebagai pilihan, karena memilih salah satu dari dua hal yang sama-sama tidak diketahui kebenaran faktualnya adalah tindakan yang tidak logis.

Bila dua pandangan yang saling bertentangan itu dikemukan oleh dua pihak yang kompeten dan memiliki kualifikasi yang sama, maka memilih salah satunya juga tidak logis, karena memilih salah satunya bagi orang yang tidak punya kemampuan komparasi adalah tindakan tidak logis.

Bila dua pandangan yang saling bertentangan itu dikemukan oleh dua pihak yang kompeten namun salah satunya punya otoritas formal sebagai buah trust publik melalui pemilihan yang demokratis, maka akal sehat mendorong publik yang awam tentang vaksin mengutamakan pandangan pihak yang punya kompetensi dan otoritas.

Bila dua pandangan yang saling bertentangan itu dikemukan oleh dua pihak yang tidak kompeten namun salah satunya punya otoritas formal sebagai buah trust publik melalui pemlihan yang demokratis, maka akal sehat mendorong publik yang awam tentang vaksin mengutamakan pandangan pihak yang tidak kompeten namun punya otoritas karena kewenangan tanpa kompetensi lebih ungggul dari inkompetensi tanpa kewenangan.

Read more