MENYOAL KEBEBASAN
Manusia pastilah terbatas secara epistemologis, ontologis, teologis, aksiologis, kosmologis dan antropologis.
Kebebasan manusia tidaklah sejati, karena kebebasan sejati menafikan kemakhlukan dan kehambaannya.
Karena eksistensinya terbatas, manusia secara ontologis tak bebas sejati.
Karena diciptakan, manusia secara teologis tak bebas sejati.
Karena tunduk kepada hukum kausalitas, manusia secara kosmologis tak bebas sejati.
Karena dimensi materialnya tunduk kepada hukum gerak dan reproduksi, manusia secara biologis tak bebas sejati.
Karena hidup bersama individu lain, manusia secara sosiologis tak bebas sejati.
Karena akal memproduksi norma dan aturan, manusia secara aksiologis tak bebas sejati.
Sebagai benda, manusia tunduk kepada sistem kemakhlukan bersama atom dan materi lainnya.
Sebagai jiwa, manusia tunduk kepada sistem kehambaaan bersama entitas-entitas intelek lainnya.
Manusia tak bebas sejati dalam eksistensi karena berada dalam gradasi.
Manusia juga tak bebas sejati dalam berpikir karena area dan objek pikirannya terbatas.
Manusia tak punya kebebasan sejati dalam kehendak karena yang dikehendakinya terbatas.
Manusia juga tak bebas sejati dalam aksi karena aksinya dibatasi oleh hukum gerak.