MERAYAKAN HIJRAH ATAU MERATAPINYA

MERAYAKAN HIJRAH ATAU MERATAPINYA
Photo by Unsplash.com

MERAYAKAN HIJRAH ATAU MERATAPINYA

Kalender Hijriyah, baik qamariyah maupun syamsiah ditetspkan sebagai kalender Islam (at-taqwim al-hijri), bukan karena ke-arabannya, namun karena ditetapkan sejak hijrahnya Nabi Muhammad saw.

Ia ditetapkan sebagai kalender dan awal tahun Islam setelah Nabi wafat atas inisiatif Khalifah kedua, Umar bin Khathab pada tahun 638 M (17 H). Hijrah Nabi ditetapkan sebagai awal kalender Islam, menyisihkan dua pendapat lainnya, yaitu hari kelahiran Nabi dan hari wafatnya.

Kalender ini disahkan setelah menghilangkan seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622, dan tanggal ini bukan berarti tanggal hijrahnya Nabi Muhammad SAW.

Terlepas dari kesimpangsuran dan sejumlah tanda tanya seputar akurasi dan rasionalitas alasan penetapan 1 Muharam sebagai awal tahun, yang mengundang 'kepo' sebagian orang adalah alasan merayakan hijrah.

Bisa dipastikan bahwa sebagian Muslim lebih memilih merayakan Pembebasan Mekah daripada merayakan Hijrah dari Mekah. Alasan logisnya lebih kuat dan benderang.

Dengan basis alasan logis yang sama, sebagian Muslim lebih memilih meratapi Hijrah daripada merayakan Hijrah.

Yang patut diingat bahwa ada dua peristiwa hijrah agung pada Muharam; Pertama adalah hijrah Nabi teragung dari Mekah ke Madinah; Kedua adalah hijrah cucu beliau, Al-Husain putra Imam Ali dan Siti Fatimah, dari Madinah dengan tujuan Kufah. Hijrah pertama adalah perjalanan menuju kehidupan mulia. Hijrah kedua adalah perjalanan menuju kematian mulia.

Singkatnya, mungkin hijrah lebih tepat diperingati dan direnungkan, bukan dirayakan.

Read more