Sikap meremehkan kerap dihentikan oleh kejutan yang memalukan.
Tekanan yang makin keras dan tidak menyisakan ruang pasti mengakibatkan pantulan keras.
Orang yang diremehkan kerap merespon dengan pembalikan keadaan.
Diremehkan padahal berkemampuan adalah karunia bagi yang diremehkan dan mimpi buruk bagi yang meremehkan.
Meremehkan hak fundamental orang lain adalah langkah merampasnya.
Meremehkan adalah menganggap sesuatu yang tidak remeh. Sumbernya adalah kebodohan tentang hak dan derita orang yang diremehkan.
Syarat mutlak meremehkan adalah pongah dan berpuas diri dengan persepsi sendiri tentang selain diri.
Pemahaman agama tanpa rasio membuat seseorang lumpuh secara intelektual sehingga membuang kemungkinan kecil tentang kekeliruan persepsinya.
Mintalah kepada Allah kemampuan sekaligus karunia “peremehan” supaya terhindar dari kesombongan dan hasrat pamer.
Meremehkan adalah menganggap sesuatu yang tidak remeh sbg remeh. Sumbernya adalah kebodohan tentang hak dan derita orang yang diremehkan.
Karena pongah dan tidak tahu apapun tentang selain dirinya, agamawan feodalis mengira mampu menumbangkan sebuah mazhab besar dengan secarik fatwa.
Agamawan gila hormat yang menjadikan umat sbg pemasok lauk pauk sehari2 menjadikan stigma “sesat” sebagai kedok eksploitasi kepolosan awam.
Hallahh! Lagaknya punya indra ke-10 bisa ngintip langit dan “relijius parah” dengan lilitan sebesar velg di kepalanya. Bisanya cuma mengkafirkan.