bagai merpati
ia menari
melayang-layang
melukis angkasanya
bagai merpati
ia tersentak
dihadang kawanan gagak
merekahlah lukanya
bagai merpati
ia terhuyung
menukik jatuh
mengalirlah darahnya
bagai merpati
ia menengadah
tertunduk lesu
mengucurlah derainya
bagai merpati
terseok-seok
berusaha bangkit
menguaplah asanya
bagai merpati
ia memekik parau
bertanya-tanya
itukah rekan induknya
bagai merpati
ia sekarat
menggelepar-gelepar
mereganglah nyawanya
Bagai Merpati,
Ia lantunkan
Nyayian duka
penghinatan
terhadap ayahnya
dalam
kuburnya
yang sunyi sepi
………….
Iya…merpati yang terluka dan terabaikan….
takda luka yang lebih pedih ketimbang diabaikan…
hanya RAJAWALI
yang berani
terbang tinggi
walau sendiri
Merpati… burung paling setia. Meski jauh ke mana pergi, ia tak pernah lupa sarangnya. Merpati adalah icon kejujuran, kesetiaan dan pesona. Tapi, merpati selalu saja menjadi burung yang teraniaya, karena ia tak punya cakar setajam elang, karena ia tak punya paruh sekokoh rajawali, karena ia tak pernah licik seperti gagak, karena ia hanya punya cinta. Tak mungkin induk merpati adalah gagak. Mustahil pula, anak merpati adalah Nasar. Merpati adalah merpati, burung yang tak pernah meninggalkan anak-anaknya sebelum bisa terbang sempurna dan lihai menari di angkasa.
Merpati yang mengembara, pasti singgah mengais berkah, meski sarangnya diluluhlantakkan sekalipun.
puisi yang bagus…