Otoritas Pengadilan Kuwait mengeluarkan perintah menghentikan aktivitas bursa sahamnya demi menyelamatkan investor terutama kelas menengah dari kerugian lebih besar, setelah indeks turun 31%.Penutupan bursa ini berlaku hingga 17 November mendatang.
Pada pukul 09.47 waktu lokal, indeks acuan masih berada pada level 8.691. Dalam seminggu ini, indeks Kuwait sudah turun 10% dan bertengger pada posisi terendah sejak Juli 2005 silam.
Harga minyak kembali mencetak rekor terendah terbarunya di bursa New York setelah sempat anjlok ke level US$54 per barel akibat terpengaruh proyeksi pelemahan laju ekonomi global pada 2009, yang berdampak pada penurunan permintaan energi.
Kuwait tidak sendirian. Seluruh bursa saham di negara-negara Teluk juga mengalami kemerosotan tajam. Indeks saham acuan Dubai pun mengalami penurunan terendah dalam enam hari terakhir. Gejolak tersebut juga membuat bursa Kuwait menghentikan sementara waktu transaksi perdagangannya.
Pukul 11.40 waktu lokal, Dubai Financial Market General Index anjlok 4,1% dan bertengger pada posisi 2.124,51. Itu artinya, sepanjang minggu ini, indeks sudah anjlok sebesar 24%. Sedangkan Abu Dhabi Securities Exchange General Index juga mengalami kondisi serupa dengan penurunan 3,4%.
Selain melorotnya harga minyak, adanya pengetatan kredit bagi investor real estate juga turut memicu penurunan indeks saham Dubai. Sebut saja Emaar Properties PJSC memimpin penurunan terbesar hari ini. Harga saham developer real estate terbesar di Timur Tengah ini bahkan menyentuh posisi terendah dalam empat tahun terakhir. Kondisi serupa juga dialami oleh Arkan Building Materials Co yang terpeleset jauh sejak melakukan pencatatan saham di bursa Dubai pada Januari 2007.
“Turunnya indeks Dubai dan Abu Dhabi kali ini didorong oleh sektor real estate. Itu membuat investor menjadi khawatir. Sangat sulit untuk mengukur daya tarik permasalahan ini,” papar Ajeev Gopinathan, vice president Gulf Baader Capital Markets SAOC.
Sementara itu dilaporkan bahw Rusia juga mengambil langkah sama dengan menghentikan transaksi bursa sahamnya mata uang Rubel terus melorot meskipun bank sentral Rusia melepas 16% cadangan devisanya guna mencegah depresiasi terus berlanjut. (dari beberapa sumber)