MEWASPADAI KONSPIRASI DI BALIK TRAGEDI ROHINGYA
MEWASPADAI KONSPIRASI DI BALIK TRAGEDI ROHINGYA
Aksi pembakaran rumah dan pengusiran penduduk sipil etnis Muslim Rohingya adalah kejahatan yang wajib dikecam dan korbannya wajib dibantu.
Tapi tanpa mengecilkan tragedi kemanusiaan di Myanmar tersebut, bila memperhatikan sepak terjang AS dan sekutunya di Suriah, Irak, Yaman dan lainnya, termasuk ketegangan akibat separatisme Kurdi yang mulai meningkat, mestinya apa yang terjadi di Rakhine perlu juga diwaspadai. Sangat mungkin ada agenda besar sentra-sentra hegemoni di baliknya. Ini tidak keluar dari modus "devide ed impera".
[ads1]
Yang patut diwaspadai dan dicurigai adalah motif perebutan sumber energi di kawasan itu dan tendensi persaingan pengaruh politik dan ekonomi antara dua adidaya, AS dan Cina.
Karenanya, langkah yang tepat untuk menghentikan diskriminasi dan aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya saat ini adalah mendesak Pemerintah melakukan mediasi diplomatik dan mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui jalur resmi pemerintah RI yang sudah diizinkan memasuki kawasan konflik.
Boleh jadi suara-suara kecaman dari Barat hanyalah penyedia alasan justifikasi bagi AS untuk bisa masuk ke wilayah yang dekat dengan Cina itu.